Mohon tunggu...
Ana Adzkia
Ana Adzkia Mohon Tunggu... Guru - Ibu/Pengusaha/Guru/Co-creator

ibu yang berprofesi sebagai guru juga atasan dari pegawai, bawahan dari suami, co-creator dari Creator paling canggih di seantero dunia. Hobi berinteraksi dengan manusia untuk mengambil hikmah dari setiap perjumpaan, mengembangkan diri untuk memperbaiki diri, mensholihkan diri untuk kesholihan anak dan suami

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Decluttering

25 Desember 2023   17:15 Diperbarui: 25 Desember 2023   17:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Decluttering adalah proses membuang atau menyingkirkan barang-barang yang tidak dibutuhkan dan menyimpan yang masih benar-benar dibutuhkan, mengutip buku Minimalis karya Faridah Ghazali.

Setiap orang tentu saja waktunya berbeda-beda tergantung dari banyaknya belanja atau konsumsi barang-barang. Ada yang bulanan, setengah tahunan, tahunan, atau mungkin lebih.

Memang sebaiknya kita punya jadwal untuk Decluttering ini. Karena dengan jadwal rutin, akan lebih disiplin dan mengurangi beban rumah setiap saat.

Ketika memulai kegiatan decluttering ini, seringnya yang membuat bingung adalah mulai dari mana. Karena banyaknya barang-barang yang tersebar di beberapa tempat di rumah. Kebingungan selanjutnya adalah rasa sayang hahaha... Iya gitulah, kita sering merasa bahwa satu barang punya kenangan atau punya nilai juang yang tinggi untuk mendapatkannya atau kalau-kalau suatu saat kepakai yang akhirnya kita bingung bahkan mengurungkan niat untuk menyingkirkan barang yang sebenarnya sudah lama tidak kita pakai, bahkan sudah menjadi sarang laba-laba saking lamanya.

Kebingungan yang terakhir adalah kemana akan kita buang atau salurkan. Apalagi di daerah perkotaan, karena membuang barang-barang yang besar seperti mebel atau perabot rumah yang besar butuh biaya untuk mengupah petugas sampah. Sedangkan di daerah pedesaan, kurangnya area TPS (Tempat Pembuangan Sampah) membuat bingung utk membuang sampah "besar" ini sehingga sebagian orang membuangnya di sembarang tempat yang tak berpenghuni bahkan ke sungai.

Tapi sebenarnya kalau mau mulai merutinkan kegiatan ini, bisa mulai dari yang kecil dulu. Biar tidak pusing karena ke bingungan-kebingungan tadi.

Dimulai dari satu area, berikut urutannya:

1. Laci meja & laci lemari.
Ternyata laci kita penuh dengan benda-benda kecil sayang buang karena kita pikir "ah kecil aja, ga apa-apa lah disimpan, ga bakalan menuhin rumah" yang akhirnya dari kecil dikumpulkan dengan kecil-kecil lainnya membuat laci meja penuh dan susah dibuka dan ditutup.

2. Lemari baju & rak sepatu
Tingkat "sayang buang" paling tinggi untuk seorang wanita adalah baju. Entah karena ada kenangan atau jaga-jaga kalau suatu saat dipakai atau koleksi warna dan model baju.

3. Dapur
Kekalapan saat belanja di toko perabot membuat rak dapur penuh dengan alat-alat dapur. Juga kekhawatiran karena kalau ada tamu banyak maka kita membeli dalam kuantitas yang banyak.
Bahkan sekarang perabot dapur sudah menjadi fashion atau tren. Perubahan dari waktu ke waktu layaknya baju.

4. Kotak obat
Obat-obat sisa yang tidak dikonsumsi karena saran dokter tidak harus habis jika sudah sembuh seringnya lupa dibuang akhirnya menumpuk di kotak obat. Atau vitamin-vitamin karena kita kalap kesehatan tapi tidak disiplin mengonsumsinya. Bahkan sampai kadaluarsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun