Mohon tunggu...
Mariska Shinta
Mariska Shinta Mohon Tunggu... -

menyukai hal-hal yang menyangkut sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Coba Deh Nonton Film Thailand!

24 Mei 2011   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 3595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya menyukai film romantic comedy karena isi ceritanya gak jelimet  dan harus lucu, yah minimal membuat saya tersenyum lah! Sebelumnya, saya menyukai film romantic comedy dari negara Jepang dan Korea. Kenapa? Kompasioner pasti mengetahui alasannya. Kalo gak tahu, yah saya kasih tahu deh! Film yang berasal dari Jepang dan Korea tuh alur cerita emang agak maksa awalnya tapi masih agak masuk logika lah, yah, dibandingkan dengan film hantu dan remaja Indonesia,  yang lebih menampilkan keseksian semata tapi dengan cerita yang saya kasih nilai nol besar!  Lalu, selain ceritanya yang berbeda jalan cerita namun dengan tema yang sama, tetap membuat saya lebih menyukai film buatan kedua negara tersebut. Terkadang, terdapat sedikit film yang mempunyai nilai moral, selebihnya cuma buat penghilang stres saja.

Saya memang tidak ngeh dengan film buatan selain negara yang saya sebutkan di atas, sampai ketika adik saya memperkenalkan saya dengan film romantic comedy dari negeri Thailand yang berjudul "Crazy Thing Called Love".  Film ini menurut saya kocak banget dan membuat saya berpikir, "Kok, Thailand bisa membuat cerita seperti cerita khas negara Jepang dan Korea? Mengapa Indonesia tidak?" Kalo menurut saya sih, film romantic comedy Indonesia cenderung dominan menggunakan artis berwajah kurang ganteng, seperti Aming, Ringgo, dan Desta. Contohnya seperti Get Married. Jadi, intinya, film romantic comedy Indonesia yah hanya film komedi, kata "romantic" harus dihilangkan sepertinya karena, yah, penuh lawakan aja! Kalo film romantic Indonesia yah tentu saja harus yang mendayu-dayu dan artisnya harus berwajah sedap dipandang mata seperti "Love" dan "Heart". Mungkin sutradara Indonesia hanya bisa fokus pada satu tema cerita yaitu isi komedi yah harus komedi aja, romantis yah harus romantis aja!

Kembali ke cerita "Crazy Thing Called Love". Temanya sih tentang kisah cinta monyet seorang cewek berpenampilan layaknya seorang kutu buku yaitu Nam,  yang sangat menyukai seorang cowok paling tampan seantero sekolah yaitu Shone, yang merupakan kakak kelasnya. Saking terobsesinya Nam dengan Shone, ia melakukan apa pun yang tertulis di buku yang berisikan tentang bagaimana cara mendapatkan cinta pria yang disuka. Nah, kekocakan timbul dari kesalahan Nam dalam menerapkan apa yang tertera pada buku tersebut. Tak hanya Nam yang salah menerapkannya, sahabatnya pun juga begitu. Hampir semua cara ia lakukan, hingga akhirnya ia harus mengubah penampilannya yang awalnya jadul menjadi keren. Kulitnya yang dulu hitam, menjadi putih karena sahabatnya menyarankan ia harus selalu luluran. Ternyata, konsep cantik Thailand dengan Indonesia sama yaitu berkulit putih itu dianggap lebih cantik dibanding yang berkulit gelap atau pun sawo matang. Lalu, ketika Nam sudah cantik, tentu saja banyak cowok yang suka padanya termasuk sahabat Shone yang kebetulan baru saja masuk ke sekolah Shone yang bernama Top.

Suatu hari Top menyatakan cintanya pada Nam, reaksi Nam hanya diam dan Top menganggap Nam setuju jadi pacarnya. Sebenarnya Nam malas dengan Top tetapi, berhubung Top selalu pergi dengan sahabatnya yaitu Shone yang notabene dicintai oleh Nam, maka Nam senang saja mengikuti kemanapun Top pergi, yang penting ada Shone. Sampai suatu ketika, pada acara api unggun, Top bercerita di depan teman-temannya bahwa ia dan Shone selalu menyukai cewek yang sama, maka mereka sepakat akan lebih mengedepankan persahabatan dibandingkan cinta. Nam yang mendengar hal tersebut merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk tidak berhubungan dengan Top lagi. Top tentu saja kecewa berat dan mengatakannya pada Shone dan berharap Shone tidak menyukai Nam seperti mereka dulu pernah menyukai gadis yang sama. Shone hanya terdiam. Nam pun membuatkan tekad untuk fokus pada pelajarannya agar ia bisa mendapat lulus dengan peringkat satu agar ia bisa mengikuti ayahnya yang bekerja di Amerika karena syarat agar ia bisa tinggal dengan ayahnya itu yah harus lulus dengan peringkat satu.

Setelah terus fokus belajar, akhirnya Nam lulus dengan peringkat satu. Tentu ia sangat gembira. Sahabatnya menyarankan agar ia mengutarakan saja cintanya pada Shone sebelum berangkat ke Amerika. Nam menurutinya. Tetapi apa yang terjadi? Ternyata, Shone telah berpacaran dengan teman sekelasnya Shone. Betapa hancurnya hati Nam. Tetapi tanpa diduga Nam, ternyata Shone juga sangat menyukai Nam, cuma ia tidak berani menyatakan cintanya pada Nam. Shone yang menyukai fotografi, selalu memfoto Nam secara diam-diam, hingga menghasilkan album foto khusus Nam plus tulisan Shone tentang kejadian demi kejadian pada saat foto tersebut diambil. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Shone pun memberikan abum foto tersebut kepada Nam sebelum Nam berangkat ke Amerika. Waktupun berlalu, setelah menunggu 9 tahun lamanya karena Shone dan Nam harus belajar di negara yang berbeda demi mencapai cita-cita mereka, akhirnya mereka bertemu kembali di Thailand.

Sebenarnya kekocakan film ini lebih kepada situasi yang ada di sekitar Nam. Saya suka dengan guru Bahasa Inggris Nam yang menurut saya kocak banget. Persaingan untuk memperebutkan hati Shone dengan para cewek lain pun disajikan dengan kocak juga. Pokoknya, saya hanya bisa bilang, "Coba deh nonton film Thailand!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun