Salah satu kegiatan yang paling menyenangkan di lingkungan sekolah adalah kegiatan untuk merayakan hari ulang tahun sekolah. Hari ini, di SMP tempat saya mengajar yaitu SMP Negeri 4 Gresik,mengadakan beberapa kegiatan untuk menyambut ulang tahun sekolah yang ke-31. Sebenarnya, ulang tahun SMPN 4 Gresik yang ke-31 ini sudah melewati tanggal perayaan, yaitu 5 Oktober 2010. Tetapi karena bertepatan dengan penyelenggaraan UTS dan pembagian raport UTS, terpaksa kami harus mengundurkan tanggal perayaan HUT menjadi hari ini, 30 Oktober 2010.
Kegiatan kami sebenarnya sederhana. Jalan pagi, bazar dan acara puncak adalah pentas seni. Hanya saja, yang berbeda adalah kegiatan kami ini kami selenggarakan untuk mendukung penghijauan demi bumi yang kami tempati bersama-sama. Motto kegiatan kami kali ini adalah Selamatkan Bumi dari Kerusakan Lingkungan, dimana kegiatan kami kali ini bekerja sama dengan Telkomsel dengan program mereka yang bernama TSC, Telkomsel School Community. Melalui kegiatan ini pula, kami menghimpun dana sukarela dari siswa dan guru untuk korban tsunami di Mentawai dan korban meletusnya gunung merapi di Yogyakarta.
Sebelum kegiatan jalan pagi kami mulai, kami berdoa sesuai dengan keyakinan kami masing-masing yang dipimpin oleh guru agama demi kelancaran kegiatan kami dan kami memberikan doa khusus demi para korban bencana di Mentawai dan Yogyakarta. Dan jalan pagi dimulai pukul 06.25 yang penyelenggaraannya dibuka oleh bapak kepala sekolah.
Karena kami tidak mau moment jalan pagi ini menjadi sia-sia, kami memberikan tugas kepada para siswa untuk memunguti sampah yang berceceran di sepanjang jalan yang mereka lewati dan memasukkan sampah yang mereka punguti ke dalam tas kresek ukuran sedang dan besar yang sudah mereka bawa dari rumah, lalu membuang sampah mereka di tempat pengolahan sampah yang ada di sekolah setelah mereka sampai di sekolah nantinya. Sekolah kami merupakan salah satu sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional, dimana sekolah kami menjadi contoh sekolah lain untuk selalu menjaga lingkungan sekolah demi hijaunya bumi yang kami tempati. Maka tidaklah heran, ada tempat khusus di dalam sekolah kami yang berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah yang nantinya akan kami pilah sesuai dengan jenisnya. Dan kami pun memiliki tempat khusus untuk memubat pupuk kompos dari sampah-sampah organik.
Setelah siswa sampai di sekolah kembali setelah jalan pagi, bazar sekolah segera dimulai. Yang kami jual serba makanan seperti nasi kuning, es teh, martabak dan beberapa makanan lain. Karena lapar dan haus setelah jalan kaki sejauh 4 km, bazar pun tidak berlangsung lama. Makanan dan minuman ludes terbeli tanpa sisa. Dan setelah makanan dan minuman itu habis terjual, pastinya banyak sampah yang berceceran. Segera kami sampaikan ke siswa-siswa kami untuk mengumpulkan sampah-sampah sesuai dengan jenisnya, organik dan anorganik, lalu membuangnya di tempat sampah sesuai dengan janisnya masing-masing.
Dan pensi pun dimulai. Berbagai karya dari masing-masing kelompok ditampilkan di depan para siswa dan bapak ibu guru. Disamping itu, ada beberapa doorprize yang bisa mereka dapatkan dan diundi di sela-sela penampilan. Saya tahu, siswa-siswa capek, tetapi saya pun juga tahu bahwa mereka menyukai kegiatan yang berlangusung sampai pukul 11 siang ini. Selain sebagai selingan di sela-sela kegiatan belajar mengajar yang tiada henti setiap hari, kegiatan ini bisa mereka jadikan sebagai ajang menunjukkan eksistensi mereka sebagai remaja di depan teman-teman sebaya mereka.
TULISAN SEBELUMNYA :
Jangan salahkan kami karena kami juga korban kekerasan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H