Malam lalu, terasa sebuah sentuhan lembut di kakiku. Membangunkanku. Terasa dingin ketika tersentuh di tepian kulitku, pahamu yang terbungkus gips memanjang sampai tumit. Rintihan teralun. Gesekan kecil antara ujung kukumu yang menghitam karena oli pabrik dan kulitmu yang merantak karena panas, menciptakan garis-garis putih penanda garukan.
Gatal, katamu.
Sayang,
Berharap selamat selalu dikucurkan Tuhan dalam setiap dentangan menitmu. Merangkulmu. Melindungimu.
Dan Sayang,
Ketika selamat terlepas, alpa merekuhmu dalam laju deru mesin, berharap sembuh kan cepat menghangatkanmu dalam kotak dingin bernama sakit.
_____
** Buatmu Sayang, cepat sembuh.
** Ikutan nulis, setelah yang lain nulis juga. Puisi Pertama untuk Istriku, Puisi Pertama Untuk Istriku-2, Puisi Pertama Untuk (Calon) Istriku, Puisi Pertama Untuk (Calon) Istriku-2, Prosa Pertama Untuk (Calon) Suamiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H