____
Tengah malam tadi, setelah dua jarum jam melangkah melewati angka duabelas, gerah bergelayut memelukku erat. Dan memberiku kesempatan untuk marah sembari cemberut. Tak tahan lagi gerahnya, kesalku. Sambil mengomel, sambil pula membanting sebuah bantal ke lantai keramik yang dingin, aku menggelar selembar selimut sebagai alasku membaringkan badanku yang mulai menggelembung.
Entah, kekuatan mana dari dirimu Sayang, yang mampu membuatku lebih tenang. Hanya dengan menaruh bantal kedua disamping bantalku, sembari memapankan posisi badan disampingku lalu tersenyum ketika wajah kita berbenturan. Dan membelai berulang-ulang ujung kepalaku dengan jemarimu yang kasar (Selalu begitu. Supaya aku tertidur cepat).
Kuintip ulang jam berbingkai biru yang terpaku di dinding yang kaku, Sayang. Dua jarum jam sudah hampir melangkahi angka satu. Teringat tiba-tiba kalau kau terlihat lebih bijak di jumlah umurmu yang juga bertambah sekarang. Hanya dengan menyentuh pipimu dengan telapak tanganku dan mengucap ‘Selamat Ulang Tahun’, sudah membuatmu mencetak sebentuk senyum dalam jalinan otakku sebelum malam membuaimu dalam sandarannya.
_____
Selamat ulang tahun, Suamiku.
Semoga sabar selalu mendampingi langkahmu bersamaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI