Mohon tunggu...
Miss Rochma
Miss Rochma Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Semua orang yang saya kenal adalah orang yang luar biasa dalam pemikirannya sendiri. Tulisan saya dengan gaya bahasa yang berbeda? disini : http://www.mamaarkananta.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyusun Rencana Rahasia. Bersama.

5 Oktober 2011   04:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ulang tahun desa Rangkat sebentar lagi. Dan semua warga menyambut dengan penuh rasa gembira dan menyiapkan berbagai hal untukmenyambut datangnya hari yang dipastikan akan ramai. Termasuk para siswa SD dan SMP Rangkat serta para guru, juga tidak ketinggalan euforia yang timbul selama sebulan terakhir ini.

Karena adanya rasa memiliki pada setiap anak dan guru di desa Rangkat, memunculkan berbagai ide pada setiap otak untuk memberikan yang terbaik untuk desa Rangkat. Ide itu tidak hanya datang dari para guru tapi juga dari para siswa sampai-sampai para guru kesulitan menampung ide-ide para siswa. Tapi kesulitan itu tidak malah menjadi sebuah kebingungan dalam pelaksanaannya nanti tetapi malah para guru menyambut dengan penuh rasa senang. Menunjukkan bahwa anak-anak desa Rangkat adalah anak-anak yang kreatif dan saling mendukung.

Hingga suatu hari, terjadi perbincangan antara Miss Rochma dan Bu Yuli tentang antusiasme anak-anak desa Rangkat.

“Benar itu, Bu Yuli. Harus ada kegiatan untuk menyalurkan idenya anak-anak. Tapi apa yah?” Ucap Miss Rochma ketika sambil mengunyah kue spons bertabur cream dan potongan jeruk yang tadi pagi diberi serantang besar oleh Dorma. Melihat Miss Rochma yang bertanya padanya dengan mulut penuh kue, Bu Yuli tersenyum.

“Miss, habisin dulu ah kuenya. Belepotan tuh mulutnya.”

Miss Rochma mengangguk-angguk sambil mengambil segelas es jeruk kesukaannya. Setelah makanan di mulutnya musnah digerus gigi, Miss Rochma kembali serius pada topik pembicaraan yang sempat tertunda.

“Lanjut bu Yuli. Gimana tadi?” Ucap Miss Rochma sambil berfikir lagi mengulang memori percakapan yang sempat hilang karena makanan Dorma yang enak.

“Gini Miss, gimana kalau kita adakan kegiatan buat murid-murid kita? SD dan SMP, kita adakan bersamaan di hari yang sama.” Bu Yuli memberi usul dan Miss Rochma manggut-manggut saja. Entah dia paham atau tidak.

“Tapi masalahnya adalah gimana ijinnya yah? Kan kalau menggabungkan acara SD sama SMP, harus ada program jelas supaya ijin itu bisa lolos.” Tanya bu Yuli pada dirinya sendiri sambil menggigit ujung garpu. Melihat bu Yuli berfikir, Miss Rochma akhirnya ikut berfikir juga. Tapi entah kenapa, hari ini pikirannya tidak konsentrasi dan tidak menghasilkan apa-apa. Hanya pundak yang terangkat yang bisa diberikan ke bu Yuli sehingga membuat bu Yuli mendengus kesal.

Setelah berlalu sekitar setengah jam, akhirnya Miss Rochma bisa berbicara tapi dengan tiba-tiba sehingga membuat bu Yuli terkejap.

“Bu Yuli, aku punya rencana acara andaikan ijin kita lolos.”

Bu Yuli memperhatikan dengan serius. Mungkin merasa senang karena temannya yang satu ini kembali pada habitatnya di dunia nyata. Dan akhirnya, terjadilah perbincangan serius diantara dua guru berjilbab ini. Sambil mencoret-coret kertas dengan pensil dan menghapusnya bila salah, membuat mereka berdua lupa kalau malam sudah larut. Tak lama kemudian, terdengar suara kentongan 10 kali dari pos satpam yang tampaknya dibunyikan oleh Mas Hans.

“Miss, udah malam nech. Aku pulang dulu yah.” Pamit bu Yuli.

“Besok kita lanjutkan lagi. Tapi, jangan dibicarakan dulu dengan orang lain, karena belum benar-benar fix ini rencana. Okey?”

“Siiipppp..” Jawab Miss Rochma sambil mengacungkan jempol. Layaknya tanda jempol yang sering diacungkan teman-temannya yang lain ketika dia menulis status di facebook.

Sambil mengantar bu Yuli keluar kosnya, Miss Rochma sudah membayangkan betapa senangnya murid-murid mereka dengan rencana yang sudah mereka susun berdua. Ah, betapa senangnya hidup di desa Rangkat yang masih alami dan memiliki banyak media untuk mengembangkan kreatifitas anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun