Mohon tunggu...
Miss Rochma
Miss Rochma Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Semua orang yang saya kenal adalah orang yang luar biasa dalam pemikirannya sendiri. Tulisan saya dengan gaya bahasa yang berbeda? disini : http://www.mamaarkananta.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melacur

27 Desember 2010   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan tabu, pemali lama mendengkur,
Maka bebas gerak tanganmu menabur.
Riwayat bumi melacur,
Sepanjang jalan tanpa ukur.

Mulai kuakui, tangan ini bebas menebas,
Menebas ranting yang mulai membesar,
Membesar pelan-pelan membawa kiloan sumber nyawa,
Nyawa yang mengaliri denyut-denyut nadi ketika aku meradang.
Meradang haus.

Mulai kuakui, tangan ini bebas menumpuk,
Menumpuk bekas yang nyatanya lama bumi urai,
Urai menahun bersama geliatnya janinku tumbuh,
Tumbuh berkembang.
Berkembang racun.

Kini sungging saja tawamu.
Bila kutuk jelma aku jadi burung murung,
Yang pedih mataku terjang angkasa.
Payah kepak sayapku terbang hingga tahunan menjelang,
Tanpa hinggap pada ranting yang tak satu pun tertancap.

Atau ludahi saja seluruh kali, laut biru kelabu.
Karena ikan-ikan itu adalah aku.
Siripku pecah tak kuasa tengadah arah,
Sisikku mengerak getir, gentarkan tubuhku bergerak.

Sia pula jemari kakiku mewujud cacing.
Ketika geliatku menyatu tanah, ada gembur yang nyaring.
Tapi irama akar tak menyahut. Tubuhnya kering.

Riwayat ini tertanam di tiap lekuk lacur bumi.
Berharap pesan sampai pada ribuan, salah, jutaan telinga,
Karena nyatanya,
Aku, saksi tanpa aksi.
Aksi basi tanpa berani.
Berani mati tanpa peduli wangi.

_________________________

Kolaborasi dengan Mas Naim Ali. Sementara, ini dari kami berdua.  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun