Mohon tunggu...
Miss Rochma
Miss Rochma Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Semua orang yang saya kenal adalah orang yang luar biasa dalam pemikirannya sendiri. Tulisan saya dengan gaya bahasa yang berbeda? disini : http://www.mamaarkananta.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta — Tamat Versi Miss Rochma

17 Agustus 2010   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cerita selengkapnya tentang Rindu, bisa dilihat disini.

#####

Gedung ini rasanya penuh sesak. Entah karena sesaknya undangan atau karena hati Rindu yang sesak. Dua minggu ini benar-benar membuatnya berada di ujung kesabaran dan kelelahan yang sangat. Rindu ingin menghentikan waktu untuk sejenak beristirahat, tapi itu disadarinya tidak mungkin.

Fiiuuuhh.. Rindu menghembuskan nafasnya pelan. Gaun kebaya merah marun dengan aksen obi menjuntai panjang ke bawah, sesungguhnya sudah membuatnya sempurna sebagai ratu pada perayaan pernikahannya sekarang. Dekorasi pernikahan dengan tema the power of colour yang dirancangnya dengan Satria, seharusnya mampu membangkitkan mood baiknya sekarang. Dan lagu-lagu pernikahan yang berdenting di tengah gemuruh perbincangan para undangan, harusnya mampu memoles senyumnya lebih bersahaja lagi ketika dirinya bersalaman dengan para tamu yang memberinya ucapan selamat.

Fiiuuhh.. Rindu menghembuskan nafasnya lagi untuk kedua kalinya dengan lebih kencang. Saking kenc angnya, laki-laki yang berdiri gagah disampingnya menoleh dan tersenyum manis. Ditatapnya dalam mata lelaki itu yang memiliki bulu mata lentik. Tanpa disadarinya, memori tentang kesedihan beberapa hari yang lalu, muncul tanpa permisi dalam ingatannya.

#####

“Satria, please. Beri aku kesempatan untuk meringankan segala bebanmu. Sungguh Sayang, aku mohon padamu”. Teriak Rindu sambil menggoyang-goyangkan tubuh calon suaminyayang tampak lebih kurus, dengan harapan Satria akan mengubah keputusan terakhirnya.

Melihat kegigihan Rindu, Satria hanya tersenyum. Senyum tipis pada wajahnya yang terlihat semakin pucat. Diraihnya tangan Rindu yang sedari tadi mengguncangkan tubuhnya. Dicium pelan kedua punggung telapak tangan Rindu.

“Rindu sayang, ikhlaskan aku melepasmu demi kebahagiaanmu seperti halnya aku ikhlas menerima penyakit ini”. Mohon Satria sambil terus menatap mata Rindu yang lebam tanpa melepas telapak tangan Rindu dari genggamannyanya.

“Satria...”. Ucap Rindu pelan, hampir tak terdengar di sela-sela isak tangisnya yang masih terdengar kencang.

Satria tersenyum kembali, lalu menoleh pada Panji. Ditatapnya laki-laki yang selalu ada di hati Rindu dengan perasaan iri. Karena pada dialah Rindu akan kembali.

“Panji, tolong bawa Rindu pulang. Aku serahkan masa depan Rindu padamu. Pinang dia dihadapan kedua orang tuanya dan tolong bantu Rindu menjaga kehormatan keluarganya. Aku sangat lelah hari ini”. Pinta Satria sambil menjauhkan tubuh Rindu yang mungil dari tubuhnya.

Dengan sigap Panji meraih tubuh Rindu lalu dipeluk gadis yang dicintainya itu. Rindu semakin menangis di dada Panji sampai terasa bergetar badan Rindu dalam pelukan Panji.

“Terima kasih Satria. Akan aku jaga Rindu, demi pengorbananmu”. Janji Panji pada Satria sebelum membawa Rindu keluar rumah, yang disusul Susan dan George di belakang mereka.

#####

20 menit setelah kepergian Rindu, merupakan akhir dari segala kelelahan yang dirasakan Satria selama ini. Tubuhnya ambruk, tepat dihadapan ibundanya yang ketika itu akan mengajaknya sarapan bersama di ruang makan. Teriakan dan tangisan ibundanya lamat-lamat terdengar di telinga Satria. Pelukan ibundanya lambat laun terasa merenggang.

Dan di ujung nafasnya, hanya nama Rindu yang diucapkan.

#####

“Sayang...”

Suara yang terdengar berat membuyarkan lamunan Rindu. Lamunan yang menyakitkan. Setitik air mata membasahi wajah Rindu yang penuh dengan riasan.

“Panji”. Panggil Rindu pelan sambil memeluk lengan kiri Panji kuat-kuat.

“Terima kasih”. Ucap Rindu sambil tersenyum, dipaksa tersenyum tepatnya. Panji menyentuh lembut wajah Rindu dengan telapak tangan kanannya lalu mendekatkan bibirnya di telinga Rindu.

“Aku yang harusnya berterima kasih padamu, Sayang. Karena kamu bersedia membuka hatimu kembali padaku”. Bisik Panji. Dikecup pelan telinga Rindu lalu dipeluk erat tubuh Rindu sambil berucap, “I love you, my sunshine”

Rindu membalas pelukan Panji sambil tersenyum. Kali ini bukan senyum yang dipaksa. Tak dipedulikannya tatapan para undangan yang sedari tadi terheran-heran dengan bergantinya mempelai pria yang ada disamping Rindu.

Terdengar lagu Fixing a Broken Heart milik Indecent Obsession dan Mari Hamada yang bergema di setiap sudut ruangan. Lagu yang seharusnya mengiringi pernikahannya dengan Satria, bukan dengan Panji. Lagu yang menyisakan sebait cerita tentang masa depan yang tak mampu dipaksakan oleh seorang Rindu.

“Terima kasih Satria”. Ucap Rindu pelan. Masih dalam pelukan Panji.

______ o0(TAMAT)0o _____

_________________________

#####

Catatan: Kami memutuskan, masing-masing penulis Rindu: Dua Minggu Mencari Cinta, menulis ending kisah Rindu lewat versi masing-masing penulis. Karena itu akan ada 19 versi endings untuk Rindu. Pembaca dapat memilih ending mana yang paling sesuai dengan selerannya. selanjutnya tunggu versi penulis lainnya yachhhh...!!!! *iklan numpang lewat bentar...*

Rindu Tamat Versi G

Rindu Tamat Versi Kine Risty

Rindu Tamat Versi Meliana Indie

Rindu Tamat Versi Ranti Tirta

Rindu Tamat Versi Sri Budiarti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun