Artikel ini tercipta dari keprihatinanku akan masyarakat Indonesia yg gampang sekali terjebak isu-isu dan banyaknya pemahaman yang salah terhadap obat, obat tradisional, kosmetik, dan bahan tambahan makanan. Mengenai sumber, maaf aku ga bisa memberikan, kebanyakan soalnya klo disebut (berbagai macam textbook dan jurnal, yakin dech pasti pada males baca buku2 itu). Yang jelas, apa yang aku paparkan di sini adalah semua pengetahuan dan pengalaman yang kumiliki sebagai seorang pharmacist (apoteker). Oke, langsung aza ya! PEMAHAMAN YG SALAH, NO.1 BAHAN YANG INI BENAR-BENAR AMAN, YANG ITU BENAR-BENAR BERBAHAYA Di dunia ini, TIDAK ADA BAHAN YANG BENAR-BENAR AMAN. SEMUA BAHAN ITU SEBENARNYA BISA BERBAHAYA!!
Paracelsus Lho, gak percaya?? Paracelsus, sang bapak toksikologi pernah berkata, “All things are poison, and nothing is without poison; only the dose permits something not to be poisonous” Yang kalau dibahasa Indonesiakan artinya ”Semua bahan adalah racun, tidak ada yang tak beracun. hanya dosisnyalah yang membuat suatu bahan tidak bersifat racun". Perkataan ini, saking terkenalnya merupakan menu wajib dalam pendahuluan Ilmu Toksikologi (Ilmu tentang racun). Masih ga percaya?? Oke dech, aku kasi contoh. Kita tiap hari makan nasi dan pasti percaya klo yang namanya nasi itu 100% aman. Tapi klo ada orang yg makan 100 kg nasi dalam sehari, bisa2 orang itu mati, minimal masuk rumah sakit. Makanya, ada kasus orang meninggal gara2 kebanyakan makan. Ga cuma nasi, bahan2 lain yg kita pikir aman seperti air dan garam juga akan membahayakan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah yg sangat berlebihan. (Batin pembaca dalam hati, "Duh, klo cuman kayak gitu sich, kite2 juga tau kali! Klo makan sesuatu secara berlebihan ya udah pasti efeknya ga baiklah! Penulis artikelnya gimana sich". He he he) Ada banyak hal yang menentukan sifat toksik (racun) dari suatu bahan. Yang pertama dan terpenting adalah DOSIS (JUMLAH YANG DIGUNAKAN). Makanya, 1 biji parasetamol 500 mg klo diminum bisa mengobati sakit kepala, tapi kalo diminum 40 biji bisa buat orang hilang nyawa.
- Di China, penambahan obat-obatan modern ke dalam obat tradisionalnya diperbolehkan. Tapi di Indonesia hal ini dilarang. Knp? Hal ini karena masyarakat kita terbiasa meminum jamu sebagai pemeliharaan kesehatan alias rutin diminum tiap hari dalam jangka waktu yang lama, sementara obat-obatan yg sering ditambahkan seperti antalgin dan deksametason berbahaya bagi kesehatan bila digunakan secara terus menerus.
- Di Thailand, batas kadar Fluoride yg diizinkan adalah 0,11 % sementara Negara lain 0,15%. Knp? Hal ini karena air di Thailand cenderung memiliki kadar Fluoride yg tinggi sehingga batas penggunaan fluoride dalam pasta gigi di Thailand harus lebih rendah.
- Di Indonesia, camphor (kamfer) dibatasi kadarnya dan penggunaannya dilarang dalam bedak badan untuk anak umur <3 tahun, di Eropa dan Amerika Serikat tidak. Knp? Hal ini karena di Indonesia ada kebiasaan membedaki bayi sehabis mandi (sampai mukanya juga). Padahal camphor dapat menimbulkan kejang pada bayi, apalagi kalau sampai terhirup (kebiasaan ini ga ada tuch di Eropa sana, makanya mereka ga membatasi penggunaan camphor).
Pesan penulis: Ga usah panik atau membesar-besarkan masalah klo ada isu-isu tentang bahan berbahaya, karena keamanan maupun keberbahayaan suatu zat tergantung dosis, rute, dan durasi penggunaannya. Yang penting tidak berlebihan dalam memakan, meminum ataupun menggunakan sesuatu. Artikel ini dibuat semata-mata untuk sharing informasi. Nantikan kelanjutannya di Part 2 ya!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H