Santri merupakan  sosok figur pemuda yang identik dengan ciri khasnya yang di simbolkan dengan sarung, peci dan kitab. Selain ciri fisik, sesuatu yang sangat melekat pada diri santri adalah sikap tawadhu dan taat pada para kiai dan para ulama  Jika berbicara sejarah sudah terbukti santri memiliki peran yang sangat penting pada awal sebelum kemerdekaan. Salah satu momen besar peran santri dalam kemerdekaan Indonesia ialah 'Revolusi Jihad' yang disampaikan KH. Hasyim Asyari. Dimana dalam momen tersebut para kiai bersama para santri berjuang untuk memberikan yang terbaik, kesetiaan, ketulusan untuk kemerdekaan Indonesia. Dan momen yang masih sangat diingat yaitu perang melawan Belanda saat agresi militer kedua tahun 1945.
 Jika dulu santri hanyalah sebuah nama bagi seseorang yang menuntut ilmu di pondok pesantran, di era Presiden Joko Widodo, santri diberikan penghormatan secara nyata dengan di tetapkanya 'Hari Santri Nasional'yang jatuh pada tanggal 22 Oktober yang di resmikan oleh Presiden Joko Widodo dengan dikeluarkannya Keppres Nomor 22 Tahun 2015. Peringatan "Hari Santri Nasional"  diharapakan agar para santri mampu meneladani sifat dan sikap para santri terdahulu. Dan peringatan hari santri nasional ini  juga merupakan bentuk penghormatan kepada para kiai, ulama dan santri terdahulu yang sudah berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Tantangan nyata yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini ialah kurang bijak nya dalam menggunakan media massa. Dalam era digital sekarang, kemudahan dalam mengakses beragam informasi, termasuk nuansa-nuansa dakwah islam sangat mudah kita dapat. Namun, disisi lain, kemudahan ini pun menjadi tantangan bagi kita semua khususnya santri-santri dalam menerima dan menyebarkan informasi yang mungkin sumber yang didapat tidak kredibel dan membawa kita kedalam pemahaman yang salah.
Banyak di era sekarang, orang-orang  hanya mengambil (informasi) tanpa memiliki rujukan yang jelas. Ketika kita memahami moderasi dalam pengertian wasathiyah, atau biasa orang berkata wasath "di tengah", sebenarnya moderasi bukanlah di tengah, kalau pun akan memahami moderasi dalam pengertian di tengah, maka jangan dipahami dalam arti pertengahan matematika. Sejalan dengan pernyataan Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam ceramahnya di narasi newsroom(20/11/2021), "moderasi bukan berarti pertengahan, moderasi adalah yang terbaik itu sebabnya, Al-qur'an menyatakan "Wa kadzalika jaalnaakum ummatan wasathan, bukan makna umat pertengahan melainkan wasath itu berarti terbaik".
Santri yang mengusung Islam moderat harus berani muncul ke permukaan sebagai agent pelopor  perdamaian dunia. Yang mana dalam kebudayaan pesantren merupakan modal sempurna bagi keislamanan yang menjunjung tinggi kedamaian dan persatuan. Peran santri dalam moderasi beragama juga sebagai penyeimbang orang-orang yang dengan cepat menyebarkan hoax yang salah tafsir dan hanya ambil, share tanpa ada sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Dan diharapkan para santri di manapun berada mampu tampil kontributif baik dalam ranah lokal dan global dan senantiasa berjuang untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H