**Aku Tak Lagi Sama**
Hari itu, langit terasa berat seperti beban rahasia yang kurasakan. Aku duduk di tepi jendela dengan tatapan kosong, merenung pada kenangan yang seperti bayangan yang perlahan memudar. Aku tak lagi sama setelah peristiwa itu.
Semuanya dimulai ketika cinta memasuki hidupku, membawa kebahagiaan dan tawa. Namun, seperti roda nasib yang berputar, cinta itu berubah menjadi kilatan menyakitkan. Dia pergi tanpa sepatah kata, meninggalkanku dalam kegelapan yang tak terduga.
Setiap sudut ruangan ini penuh dengan sisa-sisa cinta yang dulu begitu menggairahkan. Aku menggenggam secarik surat yang telah kulupakan di sudut meja. Isinya penuh dengan kata-kata manis yang kini hanya terdengar seperti seruan kehampaan. Aku tak lagi sama setelah membaca kata-kata itu.
Perasaan itu meluap-luap seperti ombak yang tak terkendali. Aku pernah merasa lengkap, namun sekarang, aku seperti hilang dalam bayang-bayang kenangan. Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah aku masih bisa menemukan diriku yang dulu? Apakah aku bisa kembali menjadi orang yang kukenal?
Hujan mulai turun, mencerminkan perasaanku yang bercampur aduk. Tetesan air hujan mengalir di jendela, seolah mencerminkan air mata yang tak bisa kutahan. Aku mencoba menemukan jawaban di balik setiap tetesan hujan yang turun. Aku tak lagi sama, dan aku tahu, tak akan pernah sama seperti sebelumnya.
Namun, di tengah kehancuran ini, ada kekuatan yang perlahan tumbuh. Aku belajar tentang kekuatan diri, keberanian untuk melangkah maju, meski langkah itu terasa sulit. Dalam kehilangan, aku menemukan kekuatan untuk menemukan kembali diriku yang sebenarnya.
Seiring waktu, aku tumbuh. Aku belajar untuk menerima perubahan, bahkan jika itu menyakitkan. Dan mungkin, hanya melalui proses ini, aku akan menemukan makna sejati dari kata-kata "aku tak lagi sama." Mungkin, aku akan menemukan keberanian untuk membangun cerita baru yang lebih indah, bahkan setelah segala kesedihan dan kehilangan yang telah kurasakan.
Malam itu, sambil menatap hujan yang reda, aku menyadari bahwa kekuatan sejati datang dari dalam diri sendiri. Aku tak lagi sama, namun aku tak lagi lemah. Aku menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih mampu menghadapi tantangan hidup.
Dalam proses penyembuhan, aku menemukan keindahan dalam kesederhanaan hidup. Aku mulai mengejar hobiku yang dulu terlupakan, menemukan sukacita dalam hal-hal kecil yang terlewatkan saat hubungan itu masih utuh. Dalam kesendirian, aku menemukan teman sejati dalam diri sendiri.
Waktu berlalu, dan aku menyadari bahwa kehidupan terus berjalan. Aku tak lagi sama seperti yang dulu, tapi mungkin itu adalah keberuntungan. Aku kini lebih memahami nilai diriku sendiri, dan aku tidak lagi terikat pada definisi diri yang dibentuk oleh hubungan yang terputus. Aku telah menemukan kebahagiaan yang bersumber dari dalam.