Mohon tunggu...
Muhammad Ismail Yunus
Muhammad Ismail Yunus Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Penulis adalah seorang pencurah hati.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Keilmuan Diberikan Batas

22 Mei 2016   21:00 Diperbarui: 22 Mei 2016   21:14 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matematika yang hanya dipelajari berhitung seharusnya adalah suatu tempat bertapanya logika, di mana logika ini kemudian bisa digunakan untuk menyadari bahwa "suatu hal yang kompleks pada dasarnya dapat kita lihat generalisasinya" sampai mengatur jadwal penerbangan pesawat yang dapat dilakukan dengan menguasai suatu keilmuan yang disebut graph theory (teori graf). -Sekali lagi penulis sebutkan, GRAF, bukanlah singkatan dari grafik, namun ada keilmuan tersendiri yang dinamakan TEORI GRAF-.

Lalu Fisika, yang kita pikir hanya memelajari benda bergerak dari A ke B maka energinya bagaimana. ITU SALAH TOTAL! Itu hanyalah satu bagian yang disebut sebagai mekanika klasik. Masih ada dunia lain seperti halnya mekanika kuantum, teori relativistik, bahkan seperti disebutkan di atas, biofisika, kimia fisik, semua itu untuk mendefinisikan material, keadaan, prediksi material, hingga memrediksi apakah ada sumber minyak di suatu tempat (jangan salah, hal tersebut tidak hanya untuk teman - teman teknik saja). Bahkan, Biologi pun dapat kita buat kuantitatif, tidak hanya hapalan, seperti bagaimana persebaran suatu penyakit pada suatu daerah secara analitik maupun bagaimana suatu siklus metabolisme terjadi, ditinjau secara fisika maupun kimia. Dan lebih jauh lagi, seperti dibahas di atas, ekonomi dapat dideskripsikan keilmuan lain, salah satunya fisika.

Jujur saja, walaupun sekarang ibu dan bapak guru lebih menjadi fasilitator dibandingkan satu - satunya sumber informasi, harap ibu dan bapak menguasai dengan sangat baik apa yang ibu/bapak ajarkan. Buatlah dunia ini menjadi dunia yang luas, bahwa satu hal berhubungan dengan hal lain pada suatu hubungan yang tidak disangka - sangka, menggugah rasa ingin tahu, memberikan pengalaman yang luar biasa.
Ya, mengutip pernyataan Bapak Iwan Pranoto dalam Harian Kompas, "Seandainya Sekolah adalah Tempat Wisata," maka penulis ingin berkata, "Buatlah adik - adikku nyaman dalam bermainnya ya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun