Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk , Masyarakat Perduli Pendidikan!

22 Februari 2015   15:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:43 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya aku sudah lama juga melihat spanduk ini . Namun saat itu aku belum terlalu aktif menulis , dan kesibukan disemester ganjil 2014-2015 kemarin betul betul membuat nafsu menulisku belum tertantang . Aku sebenarnya tertarik sekali dengan tulisan yang tertera . Betapa tidak , rasanya aku baru kali ini melihat ada perumahan yang begitu perduli sekali dengan pendidikan . Mengapa kukatakan begitu ? yaa betapa tidak lihatlah dan baca kata kata dalam spanduk itu .

Pernahkah kita melihat ada perumahan atau perkampungan yang berani menulis kata kata dalam spanduk seperti itu ? Atau aku yang belum menemukan? Di Bekasi ini ? Entahlah . Naluriku sebagai seorang pendidik mengatakan ini bagus sekali ! . Kami pendidik disekolah , membutuhkan masyarakat yang perduli dengan pendidikan . Tugas mendidik ini bukan melulu milik guru atau warga sekolah / kampus . Bahkan orang tua sebagai pemilik siswa dalam sekolahku juga merupakan bagian dari masyarakat yang perduli pendidikan . Ya kan ? kalau tidak , mana mau mereka akan memasukkan anaknya sekolah yang merupakan bagian dari pendidikan .

Tahun ini aku diamanahi memegang dan bertanggung jawab terhadap 42 anak laki laki di SMK dengan jurusan TKR ( Tehnik Kendaraan Ringan ) atau sering dkenal dengan Otomotif . Setelah sebelumnya  diamanahi memegang kelas akutansi yang sebagian besar terdiri dari siswa perempuan . Berbeda ? ya tentu berbeda , apalagi anak perempuan itu cenderung cerewet , jadi bila ada sesuatu yang tidak benar dan membuat kelasnya jadi bermasalah karena 1-2 anak mereka akan saling mengingatkan dengan cara mereka masing masing .

Berbeda dengan anak otomotif ini , sebagian laki laki . Walau ada yang cerewet , tetapi bila ada masalah kelas yang disebabkan oleh beberapa siswa laki laki mereka cenderung enggan untuk menasehati atau mengingatkan . Bahkan bisa bisa mereka yang akan terpengaruh . Dengan masa peralihan dari kelas 9 kekelas 10 betapa berat mereka melewati masa masa penemuan jati diri mereka sebagai remaja dengan pengaruh lingkungan yang bisa menjadi pengaruh terbesar . Padahal tidak kurang kurang aku memotivasi mereka untuk mengerti tujuan mereka sekolah , bagaimana mereka menghargai orang tua yang sudah susah payah menyekolah mereka dengan harapan mereka akan menjadi lebih baik dari orang tuanya . Terlebih sekolah ditempatku biayanya sungguh lumayan berat untuk ukuran swasta dilingkungan Bekasi ini .

Akupun juga berusaha berkoordinasi dengan orang tua murid untuk mau bekerja sama dan mendukung program sekolah . Namun itu rasanya belum cukup . Terkadang ada saja yang berani bermain main untuk membohongi kami orang tua dan guru disekolah . Mengaku berangkat dari rumah dengan uang jajan lengkap. Namun tidak pernah sampai disekolah . Artinya sebelum sampai disekolah mereka berbelok ke tempat lain . Apalagi kalau bukan warnet atau good tea caffe yang sedang ngetrend bagi anak anak sekarang . Aku juga tidak mengerti mengapa orang warnet tidak perduli dengan mereka yang masih berseragam sekolah kok didiamkan , tanpa ditanya mengapa tidak belajar disekolah . Aku mengerti sih yang terfikir oleh mereka hanyalah keuntungan semata . Tapi pernahkah mereka terfikir jika itu anak mereka / adik mereka ? apalagi kalau yang dibuka selain games adalah hal hal asusila yang saat ini sangat menggila .

Andai semua perumahan/ perkampungan dan masyarakatnya perduli seperti perumahan yang berani memasang spanduk ini , pasti tidak akan ada yang nongkrong dimana mana selain di mall . Aku pernah geram sekali , dalam satu hari pernah sampai 14 siswaku bolos berjamaah . Dan begitu ku kontak orang tuanya mereka mengatakan berangkat dari rumah . Hadeuuuuh , ya Allah . . .. Besoknya akhirnya sebagai shock teraphy Surat Peringatan ( SP-1 ) melayang untuk orang tuanya . Karena itu sudah yang kesekian mereka lakukan . Aku sedih sekali harus menyampaikan itu pada orang tua mereka .  Tapi bagaimana lagi , kalau tidak mereka akan berfikir untuk melakukannya lagi jika tidak diberi warning sejak sekarang . Itu kulakukan karena aku sayang mereka dan perduli dengan masa depan mereka . Aku juga punya 3 anak laki laki , bagaimana jika itu terjadi pada anak anakku . Syukur alhamdulillah anak anakku belum ada satupun yang mengecewakan aku . Mereka kusadarkan sejak kecil bahwa ibunya juga seorang guru . Betapa sedihnya aku sebagai orang tua jika itu mereka lakukan terhadap pendidikan mereka.

Untuk itu aku mengajak pembaca disini , bisa membantuku dan dunia pendidikan pada umumnya , agar mau perduli dengan dunia pendidikan . Paling tidak saling mengingatkan seperti ini . Harus ada ketegasan agar pada jam jam belajar tidak diijinkan siapapun pelajar nongkong dilingkungan mereka . Dan itu butuh dukungan dari seluruh masyarakat , agar Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dan menghasilkan lulusan anak bangsa yang berkualitas . Tentunya kami juga harus intropeksi diri juga bagaimana menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa kelak mereka terjun ke masyarakat kerja nantinya . Amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun