Mengenal kompasiana sejak tahun 2012, sempat kehilangan pasword dan vakum mulai lagi menulis di januari 2013. Aku merasa nyaman dan menikmati interaksi bersama kompasianer yang beberapa pendidik, tapi banyak juga yang perduli akan dunia pendidikan.
Â
Menemukan energi yang luar biasa dan selalu ingin berbagi tentang pendidikan, apa yang kulakukan dalam dunia pendidikan, bidang studi pendidikan yang kuajarkan, masalah masalah yang kutemui dilapangan berkaitan dengan pendidikan,  bahkan pendapatku tentang pendidikan terkini. Setelah lebih dari 25 tahun menjalani profesi sebagai pendidik dengan segala suka dan dukanya. Rasanya tidak adil buatku, jika hanya kusimpan sendiri pengalaman pengalaman hebat dan dasyat hidupku serta mendidikku  selama ini. Bukan berapa banyak jumlah pembaca, tetapi aku yakin pasti banyak juga diantara pembaca baik umum maupun kompasianer yang memiliki idealis yang sama denganku. Beberapa tulisan sempat mencuri perhatian juga walau sekali lagi bukan itu tujuanku yang utama.Â
Â
Membaca dan belajar dari penulis penulis hebat yang kubaca tulisan tulisannya benar benar menambah wawasanku sebagai seorang pendidik , yang tentunya punya banyak sisi lemah juga. Karena disini tulisan rasanya tidak berbatas strata, suku, bidang, gender atau apapun . . .dan itu sangat aku suka . Aku seolah baru menemukan duniaku kembali setelah terakhir menulis fiksi  untuk koran Suara Pembaharuan saat aku duduk dikelas 10 SMA taetapi setelah itu stagnan. Dan aku baru menemukan kembali semangat dan motivasiku setelah omjay, bang Dedi  dan kawan kawan penulis blog lainnya menginspirasiku. Tak pernah lelah untuk kembali mengasah minat menulis dan membacaku di Teacher Writing Camp yang digagas oleh Omjay Wijaya Kusuma. Setiap tahun tidak pernah kulewati pelatihannya, walau harus sambil menjadi host acara tersebut .Â
Â
Prinsipku adalah menjadi pelaku sejarah yang menorehkan jejak rekam aktivitas dan perjuanganku dalam dunia pendidikan. Bukan hanya menjadi penonton dan tak mampu berbuat apa apa hingga akhir usia. Walau terkadang harus berjibaku dengan waktu mengajar di sekolah dan kampus , kuliah S2 MIPA, aktivis di beberapa organisasi baik pendidikan ataupun lainnya, hingga menjadi host di berbagai Semnas atau Workshop Pendidikan. Tetapi aku takkan berhenti untuk terus menulis. Terimakasih Kompasiana . . .
Â
Â
Â
Â