Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Guru , Apakah Buruh Juga?

1 Mei 2015   10:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:29 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini hari Buruh . . . .serasa , ah sudah lah !  Hanya ingin berkata pada diri sendiri ? Apakah kita BURUH juga ? Karena , di Indonesia ini guru honor baik di swasta / negri belum menjadi profesi yang professional . Lepas dari mereka yang menjadi guru masih dengan niatan dan batu loncatan , artinya bukan dari dalam hati dan niatan mulia untuk menjadi seorang guru dan pendidik mulia yang ingin benar benar mencerdaskan anak bangsa dengan segala konsekuensinya dalam professi ini .

Mengapa saya bertanya seperti ini ? karena masih banyak rekan rekan guru seperti saya , yang ingin dan punya niat mulia mencerdaskan anak bangsa . Namun , pekerjaan ini seperti buruh rasanya , mengapa , bahkan gaji kami pun masih ada yang dibawah buruh . Standarisasi atau UMR pun kami belum mengerti dan menerima . Hanya yang sudah teradministrasi saja dan masuk dalam kriteria masuk dalam kategori daftar guru yang tersertifikasi yang akan mendapat UMR 1,5 dari pemerintah atau lebih bila kami mengurus inpassing ( kesetaraan yang dimiliki oleh guru non pns , itupuuuun antrinya walah dalaaaah . Dan mengurusnya seperti pengemis yang . . .harus ada amplop juga untuk diproses oleh pegawai kemendikbud yang mengurus bagian ini , jadi ga gratis lah !! hare geneee )

Jadi apa bedanya kami dengan buruh , yang untuk dapat kerjaan saja harus lewat outsorcing ( perantara yang jaman ibu suri Mega , dilegalkan ) . Kami untuk dapat uang honor tambahan saja lewat perantara itu , tidak langsung otomatis . Padahal data kami yang menerima sertifikasi sudah valid , dan bisa di cek di kepala sekolah kami masing masing . Tapi seperti biasa , Indonesia ini yang katanya sudah online ,  pemberkasan data saja bisa berkali kali , seperti sekarang katanya sertifikasi akan cair tapiiiiii berapa kali sudah kami pemberkasan , baik via online maupun penyerahan berkas juga via kab / kota hadeuuuuh . Tapi dana belum juga cair .

Saya yakin , tanpa sertifikasi kami juga akan tetap melaksanakan tugas dan niat kami mengajar , tapi kalau pemerintah ingin memberikan kami penghargaan via Tunjangan Sertifikasi masa iya ditolak sih . Itukan seperti SIM kami , wong PSK  pekerja uang haram saja rencananya ada sertifikasinya / SIMnya . Masa pekerja uang halal seperti kami tidak seeeeh . He he , just kidding . Lepas dari oknum guru atau apapun yang merusak citra guru , saya yakin tidak hanya di guru , diprofessi manapun akan ada seperti itu , kalau semua baik surge penuh donk !! itu kata mereka yang selalu ingin menodai professinya .

Kembali , ke pertanyaan saya tadi apakah guru juga termasuk Buruh ? tapi kalau kami buruh kok nggak ada UMR validnya sich ? standarisasinya sich ? masih banyak loch yang belum terdaftar penerima tunjangan apapun dari pemerintah . Yang mereka bekerja mulai jam 7 pagi hingga jam 4 sore bahkan lebih . Terlebih , mereka yang honornya mengandalkan dana BOS pemerintah, kini ada peraturan tidak boleh dana BOS digunakan untuk menggaji guru . Saya tahunya kawan saya yang bekerja di sekolah MI Babelan , tadinya sebelum ada dana BOS gaji mereka berasal dari kropak / sumbangan/ infaq jumat masjid Besar yang mensuport MI tersebut atau infaq siswa sukarela setiap jumat . Tapi begitu MI tersebut dapat dana BOS tidak diperkenankan lagi mengambil infaq , walau gaji mereka juga tidak besar paling tinggi 500 ribu , paling kecil 150 ribu , wajar kalau mereka masih sambil nyambi di 2-3 sekolah untuk mencukupi dapur keluarga .

Jadi , pembaca . . .bagaimana posisi kami ?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun