Sejak lahirnya bayiku yang pertama Kemal Fathurrokhman yang kerap kupanggil Abang , sangat melengkapi kebahagiaanku juga keluarga kecilku . Kini sang ayah selalu ingin pulang lebih cepat , seakan tidak ingin berlama lama di kantornya , atau saat dinas luar kota tak mau lama lama . Tidak mau kehilangan moment perkembangan abang sedikitpun katanya .
Walau aku inginnya berhenti dulu sekian bulan menikmati peranku sebagai bayi . Namun TPAku Al – Ikhwan yang kurintis dan muridnya terus bertambah , serta ibu ibu pengajian seakan tidak rela kutinggal lama lama juga . Baru sebulan mereka memintaku untuk kembali aktif , dan aku tidak mampu menolak permintaan mereka , walau bingung juga bagaimana dengan si abang . Saat kuminta ijin ke suami , beliau hanya berkata singkat , yang penting abang kepegang bu , jangan sampai nikmat Allah ini tidak kita syukuri .
Walhasil abang sering kubawa serta dalam gendonganku atau kereta bayiku. Atau banyak yang berebut untuk menggendongnya sementara aku mengisi pengajian / ceramah atau mengajarkan IQRO ke santri santriku .Kuakui aku memang sangat menyukai dunia mengajar , walau kini hanya mengajar pengajian atau TPA itu rasanya nikmat sekali buatku . Buat abang dampak positifnya adalah terbiasa dengan keramaian . Wajahnya yang rupawan membuat siapapun jatuh cinta untuk menggodanya dan menciumnya . Dan itu kurasakan sampai sekarang sampai saat dia dewasa . Mudah sekali si abang beradaptasi dimanapun dan situasi apapun. Jarang sekali rewel dan menyusahkan kami orang tuanya . Pernah dengan kondisi bangkrut ayahnya , kami harus berpindah pindah hingga 12 x sejak tahun 1998-2011 . Hal yang sangat kusyukuri atas kurnia ini .
Namun sedikit dampak negatifnya adalah anakku mudah sekali sakit . Baik panas , buang buang air atau muntah . Aku tidak tahu , apakah karena debu , panas , atau tangan tangan yang menggendongnya , atau bisa jadi cara cerdasnya setiap akan bertambah kemampuan. Aku ingat dari mulai mau duduk dimulai buang buang air berhari hari dan hampir dehidrasi , padahal sudah kuupayakan obat tradisional sementara seperti oralit buatan yaitu campuran gula dan garam , kunyit yang kuulek dan kuambil sarinya , hingga daun jambu biji yang katanya berkhasiat menghentikan buang buang air atau diare .
Namun walau sering kususui dan memberinya minum ternyata tak kunjung reda , untung dia mau ku celanai pampers terus sehingga agak ringan bebanku .Tapi melihat ubun ubunnya mulai terlihat cekung dan beratnya terus susut aku khawatir juga ya saat itu usianya 5 bulan dengan berat hampir 8 kg , segera kubawa kerumah sakit . Walaupun , siabang tetap ceria dan tak bisa diam sebagai ibu aku was was juga . Dan setelah dua hari dirumah sakit barulah mereda , namun subhanallah begitu reda panas dan diarenya ternyata abang langsung duduk . Oalah baaaang kata eyang putrinya , mamaku , kamu tuh sakit mau bisa duduk toh. Katanya haru , biasaaa mau ngentengin badan kata mama . Ketika itu kusampaikan ke dokter , dokter bilang , walau mau pinter tapi sakit ini jangan diabaikan . Banyak loh yang tidak tertolong katanya . Aku mengiyakan juga dalam hatiku .
Abang memang bayiku yang cerdas , cepat dan banyak sekali kepintarannya , sebelum sakit juga setiap kuberdirikan diatas pahaku , dia pasti melonjak lonjak  kesenangan. Dan seperti protes saat kutidurkan kembali . “ Kaya uget uget kata adikku waktu itu . Dan seperti biasa aktivitasku kembali berlanjut , dan abangpun kubawa .
Jelang 8 bulan , aku merasakan mual mual tidak waras , aku ingat , aku juga belum haid sejak lahirnya abang , dan setelah nifas juga aku sudah melayani ayahnya pula bila malam . Aku curiga karena si abang juga seakan tidak mau menyusui susuku lagi . Mulai rewel bila malam , tapi tidak mau kususui . Ayahnya khawatir berat abang turun terus , karena makan belum mau , masuk sedikit seringnya dimuntahkan kembali . Aku diam diam melakukan test pack , uji kehamilan sendiri , benar saja positif , dan saat ku periksa ke dokter Rudi , usianya sudah 2 minggu  , dokter memang melarangku KB mengingat aku lama sekali untuk mendapatkan sulungku ini . Pantas saja abang tidak mau menyusui , perasaannya peka , bahwa susunya sudah jadi milik adiknya . Alhamdulillah mau kuberi susu tambahan , dan minumnya sangat kuat sekali , paling doyan rasa coklat . Sehari bisa sampai 7 botol ukuran 200 ml . Kadang kuselingi jus tomat yang kujuicer , dan dia sangat menyukai .
Walau sedang mengandung adiknya , aku tetap tidak melupakan abang yang memang sedang tumbuh kembangnya , untung ada seorang khodimat yang mau telaten membantuku dan menjaga abang saat aku repot . Kuingat saat abang rewel tidak mau tidur , dengan sepeda dan memegang botol dot susunya dia telaten mengajak abang berkeliling sampai susunya habis dan tertidur .
Saat usianya 8  bulan lewat , abang sempat panas . . . ayahnya sempat memasang Exousfan agar udara kamar tidak terlalu panas . Aku yang saat itu tidak tau , menutup seluruh badannya rapat rapat dari tutup kepala sampai kaus kaki , setelah tertidur aku taruh dikamar dan kutinggal sebentar ke kamar mandi . Sempat ayahnya mengajak bicara sambil nonton TV , tapi perasaanku tidak enak , aku coba menengok abang di kamar , masyaallah !!! anakku sedang kejang kejang dengan matanya terlihat hanya putihnya  saja , aku menangis histeris memanggil ayahnya . Ayaaah….. abang kataku teriak tanpa sadar . Aku tidak tau saat itu tindakan apa yang harus kulakukan , segera kami bawa ke rumah sakit terdekat yaitu RS Santosa yang mau ke arah  Duren Jaya . Saat itu memang badannya sudah mulai menyusut sejak tidak menyusui lagi , ditambah geraknya seakan tidak mau diam dan cenderung lincah . merangkak kesana kemari . Namun suster seakan susah menemukan tempat untuk memasang infuse ditangannya . Kami yang saat itu menungguinya , sempat marah kepada suster yang seolah menyepelekan pemasangan infuse , dalam artian , sempat sempatnya bercanda dengan sesama suster saat memasang infuse , padahal anakku sangat kesakitan . Tidak sabar oleh ayahnya , abang dipindahkan ke Rumah sakitnya dahulu yaitu Mitra Keluarga Bekasi Barat. Barulah disitu kami tenang , karena bisa tertangani , dan abang bisa istirahat dengan tenang walau dengan infuse yang terpasang ditangannnya .
Hingga 3 hari belum juga ketahuan sakitnya apa , dokter selalu berkilah masih diobservasi . Ah obsevasi kok lama sekali . Aku sudah mulai tidak nyaman , terlebih dengan keadaanku yang sedang hamil 1 bulan , sering mual dan ingin istirahat dirumah.
Aku memaksa pulang abang akhirnya , apalagi panasnya sudah turun. Terpaksa kutanda tangani surat yang menyatakan bertanggung jawab bila ada apa apa karena tidak mau dirawat lebih lama . Bismillah kataku dalam hati , setelah konsultasi dengan ayahnya . Dan sekali lagi aku mengakui kata kata mamaku , setiap sakit pasti mau nambah kepintaran , walaupun caranya menakutkan dan jangan disepelekan. Kenapa kukatakan seperti itu , ternyata abang mulai belajar berdiri dan merambat aaaaaaah abang , sungguh bikin ibu takut . Giginya pun mulai tumbuh dan mulai belajar memanggi mbuu ayaaah katanya , 3 kepintaran sekaligus gigi , bicara dan berjalan .  Namun bila sakit dan panas aku mulai berjaga jaga , dari tukang urut yang biasa mengurutku mengatakan agar jangan dipakaikan baju tebal bila panas , dan dikompres dengan air hangat  . Mulai kuturuti , dan Alhamdulillah mulai berkurang walau tetap menggunakan paracetamol obat dokter saat panas dan konsultasi kemana mana , umumnya mengatakan biasanya sampai umur 5-6 tahun akan berkurang dengan sendirinya . Namun bila kejang jangan didiamkan sampai lebih dari 10-15 menit karena akan memakan otak dan menimbulkan kerusakan / idiot  . Hingga ku dapat ilmu tambahan sebagai ibu yaitu dari istri teman suamiku , yang mengatakan , bila kejang harus ditekan jempol kakinya sampai si bayi merasa kesakitan dan menangis , itu lebih baik berarti kesadarannya mulai muncul . Bila giginya rapat maka harus kutahan dengan kain atau sesuatu agar tidak melukai lidah atau mulutnya jangan sendok / sesuatu yang logam  .