Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silaturahmi Tanpa Batas

27 Februari 2018   11:36 Diperbarui: 27 Februari 2018   11:38 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami dipertemukan di sebuah komunitas yang bernama Kompasiana. Awalnya dari ribuan blogger Kompasiana, tentu kami tidak bisa saling spesifik menyapa. Namun, ada satu pertemuan kemudian yang mengikat kami 100 para kompasianers dalam satu grup Whatssap yang kini sudah berusia 2 tahun. 

Pertemuan itu bernama undangan makan siang bagi 100 blogger terpilih di Web Kompasiana yang sangat terkenal itu, bersama Pak Presiden Jokowi di Istana. Dan yang membanggakan adalah, saya terpilih menjadi bagian dari 100 blogger Kompasiana.  Sangat membanggakan sekali dalam hidup saya, bisa masuk ke istana Presiden seumur hidup saya baru kali ini. Makan siang dan foto bersama presiden sebagai blogger tidak pernah terlintas dalam pikiran saya dan takkan terlupakan selamanya. 

Di situ pulalah saya dipertemukan dengan Om Tjipta, kompasianers tertua yang masih produktif menulis. Bersama istrinya Tante Rosa, mereka rajin menulis sebagai kegiatan mengisi waktu. Tulisannya bagus-bagus dan berbobot. Baik satu bis menuju istana, di Istana, sampai di grup yang awet bertahan sampai dua tahun ini kami masih saling berinteraksi. Saya selalu menyimak dan membaca tulisan Om Tjipta walau jarang menulis lagi. Karena, saat ini saya sedang rajin mengisi misjulie.blogspot.com untuk menghidupkan blog saya. 

Om Tjipta yang saat ini banyak tinggal di Australia bersama Tante Rosa,  banyak menulis tentang kehidupan di sana. Begitu juga dengan Tante Rosa, banyak menulis tentang kebudayaan. Ternyata, kini mereka memantapkan diri untuk menetap di Australia sebagai tempat tinggal. Selain menemani anak-anak juga ada cucu di sana. Dan itu yang mengejutkan saya, saat sebuah informasi Undangan Makan siang untuk pamitan. 

Sedih, sebagai seorang sahabat walau di dunia Maya. Jarang kumpul bersama, karena kami terpisah jarak dan waktu. Namun, terasa dekat bila di grup saling suport. Saya merasa beliau begitu 'ngemong' sebagai orang tua kami di grup. Wajar saya merasa nyaman. Sehingga, begitu ada notifikasi undangan, tanpa pikir banyak segera saya anggarkan waktu setelah ijin dengan suami saya 

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Saya segera berkoordinasi dengan sekolah, maklum saya adalah guru di sebuah SMK di Kab Bekasi. Saya juga pembina leadership bagi siswa-siswi SMK di sana. Kebetulan hari Senin ini kami harus melaksanakan upacara bendera setiap dua minggu sekali. Tapi Alhamdulillah, anak-anak binaan leadership mendukung dan kompak menjawab siap melaksanakan tugas. Tenanglah hati saya, walau kepala sekolah saya hanya diam dan membaca saja whatssap dari saya. Tapi, buat saya silaturahmi itu penting dalam hidup saya. Karena, inilah silaturahmi tanpa batas untuk saya. 

Mengajar siswa masih bisa bertemu kapanpun, tapi bertemu om Tjipta untuk terakhir kali karena akan pindah ke Australia, itu belum tentu terjadi lagi.
Saya takut tidak cukup umur, entah beliau ataupun diri ini. Siapa yang tahu umur manusia? Jadi  saya putuskan untuk bertemu sekaligus silaturahmi. Bagi saya, silaturahmi itu penting sekali dalam hidup, mahal sekali nilainya di jaman now. Semua sudah saling disibukkan dengan kepentingan masing-masing. Tapi apapun saya syukuri, masih dipertemukan dengan orang-orang yang perduli silaturahmi buatku tak ternilai dan tak terbatas. 

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Akhirnya kami bertemu juga di sebuah Restoran Sederhana. Sebuah rumah makan Padang.  Saya pikir datang paling terlambat, karena tumben sekali kereta ke Juanda ngaret berangkatnya. Ternyata tidak, masih ada beberapa yang menyusul. Begitu juga Omjay hampir jam 13 baru bisa datang. Ah yang jelas kami masih bisa bertemu. Terasa sekali kehangatan yang kami rasakan. Beliau berdua sudah seperti orangtua bagi kami blogger, bercerita dan berpamitan pada kami semua. Suasana begitu cair, terlebih oleh-oleh buku hasil tulisan beliau dibagikan kepada kami semua yang hadir. 

Selamat jalan Om Tjipta dan Tante Rosa, semoga betah dan sehat selalu di negri Australia sana. Semoga silaturahmi ini tidak putus sampai di sini. Siapa tahu, Allah mengijinkan kita bertemu lagi entah di Indonesia atau di Australia sana. Who know? Yakin saya pasti akan sampai ke Australia sana, aamiin. Sekalian bertemu sahabat saya di SMA dulu Sonya  yang kini juga tinggal di Australia. Terimakasih buat kehangatannya Om, Tante tetaplah bersama kami di grup Kompasiana 100. 

Jakarta, 26 Februari 2018 silaturahmi itu selalu kurindukan dan tak terbatas ruang dan waktu.

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun