Kami dipertemukan di sebuah komunitas yang bernama Kompasiana. Awalnya dari ribuan blogger Kompasiana, tentu kami tidak bisa saling spesifik menyapa. Namun, ada satu pertemuan kemudian yang mengikat kami 100 para kompasianers dalam satu grup Whatssap yang kini sudah berusia 2 tahun.Â
Pertemuan itu bernama undangan makan siang bagi 100 blogger terpilih di Web Kompasiana yang sangat terkenal itu, bersama Pak Presiden Jokowi di Istana. Dan yang membanggakan adalah, saya terpilih menjadi bagian dari 100 blogger Kompasiana. Â Sangat membanggakan sekali dalam hidup saya, bisa masuk ke istana Presiden seumur hidup saya baru kali ini. Makan siang dan foto bersama presiden sebagai blogger tidak pernah terlintas dalam pikiran saya dan takkan terlupakan selamanya.Â
Di situ pulalah saya dipertemukan dengan Om Tjipta, kompasianers tertua yang masih produktif menulis. Bersama istrinya Tante Rosa, mereka rajin menulis sebagai kegiatan mengisi waktu. Tulisannya bagus-bagus dan berbobot. Baik satu bis menuju istana, di Istana, sampai di grup yang awet bertahan sampai dua tahun ini kami masih saling berinteraksi. Saya selalu menyimak dan membaca tulisan Om Tjipta walau jarang menulis lagi. Karena, saat ini saya sedang rajin mengisi misjulie.blogspot.com untuk menghidupkan blog saya.Â
Om Tjipta yang saat ini banyak tinggal di Australia bersama Tante Rosa, Â banyak menulis tentang kehidupan di sana. Begitu juga dengan Tante Rosa, banyak menulis tentang kebudayaan. Ternyata, kini mereka memantapkan diri untuk menetap di Australia sebagai tempat tinggal. Selain menemani anak-anak juga ada cucu di sana. Dan itu yang mengejutkan saya, saat sebuah informasi Undangan Makan siang untuk pamitan.Â
Sedih, sebagai seorang sahabat walau di dunia Maya. Jarang kumpul bersama, karena kami terpisah jarak dan waktu. Namun, terasa dekat bila di grup saling suport. Saya merasa beliau begitu 'ngemong' sebagai orang tua kami di grup. Wajar saya merasa nyaman. Sehingga, begitu ada notifikasi undangan, tanpa pikir banyak segera saya anggarkan waktu setelah ijin dengan suami sayaÂ
Mengajar siswa masih bisa bertemu kapanpun, tapi bertemu om Tjipta untuk terakhir kali karena akan pindah ke Australia, itu belum tentu terjadi lagi.
Saya takut tidak cukup umur, entah beliau ataupun diri ini. Siapa yang tahu umur manusia? Jadi  saya putuskan untuk bertemu sekaligus silaturahmi. Bagi saya, silaturahmi itu penting sekali dalam hidup, mahal sekali nilainya di jaman now. Semua sudah saling disibukkan dengan kepentingan masing-masing. Tapi apapun saya syukuri, masih dipertemukan dengan orang-orang yang perduli silaturahmi buatku tak ternilai dan tak terbatas.Â
Selamat jalan Om Tjipta dan Tante Rosa, semoga betah dan sehat selalu di negri Australia sana. Semoga silaturahmi ini tidak putus sampai di sini. Siapa tahu, Allah mengijinkan kita bertemu lagi entah di Indonesia atau di Australia sana. Who know? Yakin saya pasti akan sampai ke Australia sana, aamiin. Sekalian bertemu sahabat saya di SMA dulu Sonya  yang kini juga tinggal di Australia. Terimakasih buat kehangatannya Om, Tante tetaplah bersama kami di grup Kompasiana 100.Â
Jakarta, 26 Februari 2018 silaturahmi itu selalu kurindukan dan tak terbatas ruang dan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H