Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Luar Biasa Bekasiku di Malam Ganjil Lailatul Qodar

11 Juli 2015   22:48 Diperbarui: 12 Juli 2015   08:21 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Luar biasa Bekasi ini dengan segala pesonanya . . .entah efek libur yg panjang , sebagian pegawai pabrik / perusahaan sudah mulai libur panjang , atau efek malam minggu yang ingin menikmati atau membuang uangnya?? . .  Entahlah ,di malam ganjil lailatul qodar ramadhan ini usai uasku di pasca pendidikan MIPA Unindra hari pertama  , di tiap titik manapun perjalanannya menuju pulang ke Bekasi sangat , amat macet sehingga aku harus tiba dirumah hampir 3 jam sejak pukul 18.30 dan itu masih bergerak bagaimana tidak bergerak ???, subhanallah . 

 

Besok masih satu hari lagi ujianku semoga tidak seperti hari Sabtu ini . . .lautan kendaraan seakan tiada tempat sedikitpun , bahkan hingga tiba dirumahku sekalipun tiap belokkannya luar biasa harus menghela nafas menahan lelah menunggu jalan terbuka . Belum lagi  perhentian rel kereta yang lamaaaa sekali kami harus menunggu padahal sudah pukul 9 malam , sampai penuuuh kereta disisi sisi jalan dan padat . Bungsuku berinisiatif , belok alternatif jalan melewati masjid besar yang sungguh miris hening sepi hanya berapa shaf laki laki dan perempuan , masyaallah . .  Bagai langit dan bumi perbedaan keramaian dijalan yang tujuannya dunia rela bermacet macet ria dengan kelelahan berjam jam pun dilakoni . . .sedangkan untuk keperluan akhirat berjam jam mana rela mungkin untukku juga , sungguh pembelajaran mahal buatku hari ini . Tentu kita bisa menebak , tempat mana yang penuh ramai dan masih penuh jalanan sekalipun ??

 

Padahal belum tentu aku bertemu lagi dengan ramadhan ditahun depan , tak terasa air mataku menetes merasakan kesedihan yang amat luar biasa . Seharusnya dimalam malam ganjil , di 10 hari terakhir , umat muslim termasuk aku , focus pada malam malamnya dengan penuh khusuk tawadlu menggenapkan kerinduan beribadah dengan penuh keriaan luar biasa . Setelah 11 bulan lamanya diberi kesempatan mengejar dunia yang terkadang mengalahkan waktu waktu bercumbu lewat untaian doa yang menjadi hakNya sehari lima waktu . Ya Allah , ampuni hamba yang masih belum bisa sempurna menghadapi Ramadhanmu dengan segala diskon amal yang Engkau obral . . .

 

Aku berharap masih engkau beri waktu untuk mempersiapkan bekalku kelak menghadapmu saat pulang . . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun