Mohon tunggu...
Juli Dwi Susanti
Juli Dwi Susanti Mohon Tunggu... Editor - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah sedekah kebaikan Yang menjadi obat, therapy, Dan berbagi pengalaman hidup untuk manfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Anak Kita Tidak Cinta Masjid ?

7 Juli 2015   22:58 Diperbarui: 7 Juli 2015   23:07 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Membaca postingan teman facebookku , tentang keluhan bagaimana mesjid menjadi tempat yang sungguh tidak ramah untuk anak anak saat ini . Sebenarnya tidak seluruhnya benar , namun tidak juga salah pendapat itu . Di Indonesia itu mesjid banyak , namun miskin sekali orang orang yang menghidupkan dan memakmurkan mesjid . Mesjid hanya ramai di awal masa pembangunan , entah tujuannya untuk menarik simpati atau donatur saja . Namun setelahnya . . .mesjid sepi dan hanya ramai diwaktu waktu tertentu . Berdasarkan pengalamanku yang sempat berdakwah sejak tahun 1990 hingga 1998 , ini pendapatku dan solusinya  :

  1. Anak anak dilarang bermain di masjid , alasannya akan menimbulkan kegaduhan dan ketidak khusyukan mereka yang berniat ibadah dan sholat di masjid .   Solusinya adalah : Kalau Imam masjid dan pengurus masjid bersepakat untuk sama sama mendidik anak anak siapapun yang datang ke masjid , membiasakan anak anak sejak kecil untuk tertib dan disiplin tanpa melupakan kebahagiaan mereka belajar sambil bermain , saya yakin  bisa berdasarkan pengalaman saya menjadi pendidik dan mengajar di kelas 2 SD  2 tahun  dan mengajar TPA  4 tahun  , akan banyak anak anak yang mencintai masjid sebagai tempat bermain yang islami . Memang capek di awal , tapi dengan kesabaran dan kerja sama semua pihak saya yakin semua bisa . Bahkan mereka bisa menjadi pasukan terdepan yang bisa kita andalkan . Ketimbang orang tua yang yang sudah sangat sibuk dengan aktifitas masing masing . 
  2. Mesjid sering dikunci , karena sering kekurangan orang atau marbot yang mau ikhlas mengurus masjid  juga takut barang barang di masjid hilang . Solusinya adalah : merekrut remaja remaja yang mau ikhlas mengurus masjid dan piket secara bergantian . Diminta untuk menjadikan Muazin ( orang yang suka azan red . diwaktu waktu yang kosong dari aktifis orang dewasa ) . Mau membersihkan masjid dengan memberi upah sebagai motivasi yang diambil dari kotak amal masjid seikhlasnya , syukur syukur mereka tidak mau diberi upah . Itukan bagaimana didikan ortu dirumah  . Yang penting ditanamkan kesadaran , bahwa masjid adalah milik kita bersama , kalau bukan kita ? siapa lagi ? mengandalkan orang dewasa ? Orang yang hanya pintar agama saja ? yang boleh masuk masjid ?
  3. Masjid hanya menjadi tempat orang orang yang menganggur ( bagus sih masih ingat masjid ) , orang orang pensiunan ( alhamdulillah , diakhir hidup masih ingat masjid ) . Tetapi mereka mereka ini kurang memiliki keperdulian terhadap anak anak , dalam artian kurang berkenan jika anak anak kecil atau anak muda ikut meramaikan masjid , takut popularitasnya jadi tersaingi ( hihihihi maaf ) dan ga mau repot atau cape ngurusin anak anak atau remaja  . Bukan rahasia umum , terkadang bila menjadi aktifis masjid , dan baru bisa sekedar membaca al-quran , menjadi imam , mudah sekali orang orang ini menjadi sombong dan lupa , bahwa semua orang juga ingin menjadi shaleh dan sholeh . Lebih bagus jika itu dibiasakan sejak kecil . Wajar bila susah sekali membiasakan anak anak untuk menjadikan masjid sebagai basis pendidikan islam sejak kecil .
  4.  Masjid hanya diisi dengan pengajian ibu ibu itupun yang sepuh sepuh yang rajin , atau sekedar tempat sholat di waktu waktu tertentu . Selebihnya ? i dont know he he . Padahal , jaman rosulullah masjid dipakai sebagai tempat segala aktifitas terlebih tempat pendidikan islam segala usia . Saya membayangkan masjid jadi pusat aktifitas kegiatan umat islam bermula disini . Dari yang namanya TPA , muhasabah , posyandu kalau perlu , tempat bermain yang islami , tempat pertemuan warga membicarakan kemaslahatan umat  dan lain lain . Di Pakistan , Bangladesh atau negara negara timur tengah menjadikan masjid sebagai basis kegiatan dan menanamkan islam dalam diri anak sejak kecil . Sehingga masjid masjid disana ramai , anak anak tidak takut dan di makmurkan . Tidak pernah sepi atau takut kehilangan speaker / TOA dsb . 
  5. Saya tahu tidak semua masjid begitu di Indonesia , masih banyak masjid yang ramai dan hidup dengan kegiatan islam yang positif . Saya minta maaf jika pendapat saya ini salah . . .tapi itulah yang dirasakan oleh banyak orang . 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun