Mohon tunggu...
Misinta Yunis Dwi Intan R. A.
Misinta Yunis Dwi Intan R. A. Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Harus ikhlas menjalani hidup

Allah Maha Baik

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksi dalam Pandangan Islam

24 Februari 2018   08:51 Diperbarui: 24 Februari 2018   09:14 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produksi adalah bagian terpenting dari ekonomi islam. Produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempertinggi nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi juga diartikan sebagai pekerjaan berjenjang yang benar,dan kekuatan yang terpusat dalam lingkungan tertentu untuk mewujudkan daya guna material dan spiritual. Pemahaman produksi dalam islam memiliki arti sebagai bentuk usaha keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber yang diperbolehkan dan melipatgandakan income dengan tujuan kesejahteraan masyarakat.

Produksi dalam Islam tidak semata-mata hanya ingin memaksimalisasi keuntungan dunia,akan tetapi yang lebih penting adalah mamaksimalisasikan keuntungan di akhirat. Menurut Nejatullah,tujuan produksi dalam islam yaitu memenuhi kebutuhan diri secara wajar,memenuhi kebutuhan masyarakat,keperluan masa depan, keperluan generasi yang akan datang, dan pelayanan terhadap masyarakat. Sepanjang produsen telah bertindak adil dan membawa kebajikan bagi masyarakat maka produsen telah bertindak islami.

 Produksi berkaitan erat dengan bekerja, yaitu suatu aktivitas  yang dilakukan seseorang secara bersungguh-sungguh dengan mengeluarkan seluruh potensinya untuk mencapai tujuan tertentu. Al-Qur'an menyebutkannya dengan istilah beramal yang merupakan aktualisasi eksitensi diri untuk memelihara kelangsungan hidup, memakmurkan bumi, dan memberi nilai tambah kehidupan. Karena produksi merupakan proses memberi nilai tambah bagi manusia, maka produksi haruslah produksi amal terbaik(QS. At-Taubah[9]: 105).

"Dari Anas bin Malik ra berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seorang muslim pun bercocok tanam atau menananm satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau hewan melainkan itu menjadi sedekah baginya." Produksi dalam tidak hanya dalam konteks keuntungan materi. Seperti yang sudah di sabdakan Rasulullah SAW, bahwa seseorang yang melukan kegiatan produksi dibidang pertanian bukan hanya memperoleh manfaat berupa hasil pertanian namun juga dapat memberi manfaat bagi orang lain dengan menyediakan bahan makanan untuk mereka.

Ada produksi yang diharamkan dalam ekonomi islam, yaitu :

Investasi harta dengan cara yang membahayakan masyarakat. Islam mengharamkan produksi yang hanya merealisasikan kepentingan pribadi dan membahayakan kepentingan umum. Kepentingan masyarakat lebih tinggi dan lebih penting daripada kepentingan pribadi. Terminologi yang menyatakan bahwa perhatian terhadap kepentingan pribadi akan menciptakan keharnonisan untuk kepentingan umum tidak selamanya benar. Di negara-negara yang manganut sistem individualis, terdapat banyak persoalan yang mengindikasikan adanya ketidakpedulian anggota masyarakat dengan kondisi sosialnya. Motivasi yang melatar belakangi hal tersebut lebih dikarenakan semangat untuk mewujudkan keuntungan bagi mereka sendiri. Tidak jarang, kepentingan individu diikuti dengan timbulnya kerusakan bagi orang lain.

Untuk menumbuhkan sikap profesioanl dalam pekerjaan seorang muslim harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

a.Seorang muslim harus memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya atau pekerjaan yang dapat ditunaikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Seorang yang tidak mampu mengerjakan satu pekerjaan tertentu atau ia tidak memiliki kemungkinan untuk melaksanakannya hendaknya tidak memaksakan untuk menekuni profesi itu. Allah SWT berfirman: "Yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.". Ayat ini terkait dengan kekuatan sifat amanat seorang pekerja. Nabi Yusuf menceritakan tentang dirinya di hadapan orang yang meremehkan kemmapuannya dengan suatu ungkapan yang diceritakan oleh Allah: "Jadikanlah aku bendabarawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan."

b.Seorang pekerja hendaknya mengetahui kebutuhan kerja dan trend yang sedang berkembang agar dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik. Nabi Yusuf merupakan contoh yang dapat kita ambil lagi. Beliau telah mensifati dirinya sebagai orang yang berpengetahuan tentang pekerjaan yang diterima sebagaimana yang telah diceritakan oleh Allah dalam ayat tersebut di atas "Susungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan". Pengetahuan merupakan bagian profesionalitas dalam memanfaatkan kekayaan bumi agar seorang pekerja menjadi ahli dibidangnya.

c.Senang dan ikhlas dalam suatu pekerjaan. Ini merupakan karakter muslim yang berada dalam petunjuk Allah dan petunujuk Rasulullah SAW. Allah telah menjanjikan pahala besar bagi pekerja yang bekerja dengan ikhlas. Firman-Nya:

"Sesungguhnya  mereka yang beriman dan beramal saleh,tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun