Ya benar, penamaan judul cerita ini memang terinspirasi dari sebuah instansi pemerintah, yaitu Dinas Cipta Karya dan Bina Marga. Aneh bukan? Hahaha. Tapi bukan berarti cerita ini mengisahkan tentang instansi tersebut, melainkan hanya mengambil namanya saja.Â
Kenapa? Karena memang cerita ini bermula ketika penulis sedang terlibat pekerjaan dengan instansi tersebut, dan memang ada sedikit makna dan alasan tertentu dari penulis dalam pengambilan nama itu sebagai judul cerita.Â
Makna dan alasan itu akan perlahan terungkap seiring alur cerita ini berjalan. Tetapi sekali lagi cerita ini tidak ada hubungannya dengan instansi tersebut. Paham kan maksudnya? Hahaha. Baiklah..saya akan mulai bercerita…
Cipta, begitu ia dipanggil. Gadis berusia 23 tahun yang baru saja lulus setelah mengenyam pendidikan dari perguruan tinggi di Kota Surakarta selama 4 tahun. Ia masuk kuliah pada tahun 2016 dan lulus tahun 2020. Proses perjuangannya selama kuliah hingga lulus cukup lah berat. Beban tugas di jurusan yang ia geluti terbilang tidak mudah, menguras tenaga, pikiran, waktu, biaya, dan tentunya emosi. Sering sekali ia mengerjakan tugas hingga larut malam sehingga kadang harus ditemani secangkir kopi agar terjaga.Â
Tapi memang Cipta semasa kuliah menyukai kopi hingga kesehatannya terganggu akibat sering meminum minuman yang memperberat kerja ginjal. Di masa-masa mengerjakan skripsi, Cipta sempat mengalami down karna permasalahan dan tekanan yang ia hadapi. Sekitar 2 bulan Cipta tidak melanjutkan skripsinya. Benar-benar fase yang berat bagi Cipta.Â
Tetapi, dengan tekad yang kuat dan semangat yang hebat ia mampu bangkit dari keterpurukan itu. Momen itu ia dapat setelah mendapat sentilan motivasi dari sebuah acara seminar yang ia ikuti. Motivasi itu membuat pemikiran Cipta terbuka, mau berjuang dan bangkit kembali hingga akhirnya Cipta berhasil menyelesaikan skripsinya. Memang, ia sungguh gadis yang hebat.
Bina, seorang laki-laki yang lebih tua 1 tahun dari Cipta. Ya, ia juga telah lulus dari kuliah di jurusan yang sama dengan Cipta, tetapi berbeda universitas. Masih di provinsi yang sama. Sekarang Bina telah bekerja di sebuah konsultan yang lokasinya memang tidak jauh dari kampusnya itu. Bersyukur ia masih memiliki beberapa teman kuliahnya yang masih stay di kota tempat ia kuliah.Â
Setidaknya ia masih memiliki orang-orang yang bisa diajaknya nongkrong atau sekedar ngumpul-ngumpul di kontrakan temannya itu. Dengan rekan kerjanya, Â Bina tidak terlalu akrab, karna terpaut usia yang cukup jauh dan juga baru beberapa bulan ia bekerja di konsultan tersebut, sehingga ia mungkin masih beradaptasi. Tapi tetap saja, mereka hanya rekan kerja yang ketemu pas kerja saja, bukan teman hangout-nya.
Suatu hari, Bina mendapat informasi tentang sebuah acara pelatihan dan sertifikasi tentang bidang/jurusan yang ia ampu di waktu kuliah. Acara itu berlangsung online dan berlangsung sekitar 5 hari. Tidak ada niatan bagi Bina untuk mengikuti acara itu, karena masih disibukkan dengan pekerjaan. Namun, atasan di tempat ia bekerja justru merekomendasikan Bina untuk ikut dan akan menanggung biaya pendaftarannya.Â
Niatan Bina pun berubah, ia berpikir mungkin ini kesempatan yang sayang dilewatkan, apalagi tempat ia bekerja yang menanggung biaya pendaftarannya. Selain itu juga, acara ini akan memberinya manfaat untuk karir Bina ke depannya. Akhirnya Bina memutuskan untuk mengikuti acara itu. Pun demikian dengan Cipta. Ia juga mengikuti acara tersebut. Dari sinilah mereka mulai saling kenal……
Acara yang berlangsung online itu membatasi para peserta untuk bertemu langsung, hanya bisa melihat dari layar masing-masing. Apalagi aplikasi yang digunakan juga dapat menon-aktifkan fitur video sehingga para peserta belum melihat wajah satu sama lain, hanya nama-namanya saja. Di suatu sesi, paniti meminta semua peserta untuk mengaktifkan videonya. Dari situlah para peserta baru bisa melihat wajah-wajah peserta lain yang mengikuti acara itu, termasuk Cipta dan Bina.