Latar Belakang
Pengalaman selama mengikuti kegiatan ekskursi adalah pengalaman nyata menimba beragam peristiwa menjadi bermakna. Bukan hanya sebuah cerita, Ekskursi 2024 pun menjadi sebuah proses formasi setiap Kanisian membentuk diri menjadi pelajar berkarakter.Â
Peristiwa yang kita alami selama mengikuti seluruh kegiatan ekskursi tidak akan lenyap seketika ketika kita terus menghidupinya. Karena itulah, kita akan memaknai sebagian peristiwa dalam kegiatan tersebut sebagai pijakan untuk menulis teks kolom.
Perjalanan Menghidupkan Toleransi
Ekskursi kali ini membawa kami ke Pondok Pesantren Nur El Falah, tempat di mana perbedaan bukan menjadi penghalang, tetapi justru jembatan untuk menjalin keakraban. Pada pagi yang cerah itu, anak-anak muda dari SMA Kolese Kanisius dengan antusias mempersiapkan diri untuk perjalanan ini. kita membawa serta semangat dan rasa ingin tahu yang besar, siap untuk mengeksplorasi hal-hal baru di tempat yang mungkin belum pernah kita kunjungi sebelumnya.
Menggapai Keberagaman
Dalam suasana yang penuh rasa persaudaraan, anak-anak muda mulai berbenah diri di sebuah ruang yang penuh dengan tawa dan canda. Tidak hanya pakaian dan barang-barang pribadi yang dipersiapkan, tetapi juga hati dan pikiran yang terbuka untuk memahami dan belajar dari perbedaan. Pagi itu, ketika waktu menunjukkan pukul 10.00, kita berangkat dengan semangat yang berkobar, siap untuk menyambut hari-hari penuh makna di pesantren.
Di pesantren, kita disambut dengan hangat oleh para santri. Meskipun berbeda latar belakang dan keyakinan, keakraban di antara kita terasa begitu alami. Perbedaan bukanlah halangan, melainkan jembatan yang mempertemukan kita dalam ikatan persaudaraan yang erat. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia." Di sini, pendidikan tentang toleransi dan keberagaman benar-benar terwujud dalam bentuk nyata.
Miniatur Indonesia
Gambaran sederhana persahabatan di Pondok Pesantren Nur El Falah pagi itu memang begitu mengharukan. Perpisahan yang terasa seolah ada yang harus ditinggalkan dan seolah tidak akan ada pertemuan kembali, namun cerita tentang perjumpaan dalam beragam kegiatan di pesantren meneguhkan arti persaudaraan yang sejati. Para santri dan siswa Kolese Kanisius melebur dalam satu kesatuan, menjalani kegiatan bersama-sama seperti mengaji, belajar, bermain, hingga berdiskusi tentang berbagai hal.
Kegiatan Bersama yang Bermakna