Mohon tunggu...
Misbakhul Munir Mubarok
Misbakhul Munir Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Pemuda Pembangun Peredaban

Dosen Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Santri sebagai Agen Bangsa yang Mengutamakan Moralitas

23 Oktober 2022   15:12 Diperbarui: 23 Oktober 2022   16:05 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita bicara tentang Santri, yang kita pikirkan adalah sarung, koko, peci dan jubah. Karena itu, masih banyak yang menganggap santri sebagai sosok yang kurang mumpuni dalam hal perkembangan zaman moderen. Dalam hal ini, kita harus menyikapi pentingnya Santri dan bentuk perjuangannya dalam merawat NKRI.

Nama Santri mungkin sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia. Seorang santri di identikkan dengan seseorang yang belajar agama di sebuah pondok pesantren, ditandai dengan mengenakan sarung dan peci dan merupakan bagian dari identitas santri Indonesia.

Setiap bulan Oktober, banyak kegiatan yang diadakan baik oleh pondok pesantren, Kementerian Agama, maupun sekolah umum. Hal ini tentunya sejalan dengan peringatan Hari Santri Nasional yang ditetapkan pada tanggal 22 Oktober melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.

Santri adalah seseorang yang bisa menjadi tiang agama, seseorang yang dapat membangun hubungan internal dan eksternal dalam kehidupan, dan seseorang yang dapat membangun hubungan baik dengan orang-orang di seluruh lapisan Masyarakat. Kecintaan kepada tanah air tidak perlu diragukan hubbul wathani minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). 

Fungsi Santri di zaman sekarang? Santri tidak cukup hanya didefinisikan sebagai seorang pengabdi. Karena Santri juga bisa menjadi cakrawala bangsa yang mengutamakan moralitas dalam bertindak, integritas dalam pengabdian, dan takwa dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, dalam membangun mentalitas santri yang sebenarnya. 

Santri tidak bisa dihapus dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan sangat sulit dipercaya bahwa identitas santri hanya dianggap sebagai masa lalu yang mati di era moderen. Oleh karena itu, mereka yang mengaku sebagai santri harus menjadikan santri sebagai tumpuan utama bangsa untuk membentengi arus yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Identitas santri tidak lagi dipandang sebelah mata oleh mereka yang kurang yakin kompetensi santri.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin kompleks dan berkembang pesat, santri dapat menyeimbangkan sikap dan nilai, pengetahuan dan keterampilan dalam masyarakat selalu diperhatikan dan diinginkan dalam masyarakat saat ini. Akhirnya pesantren muncul sebagai salah satu alternatif dalam proses pembinaan dan pengembangan intelektualitas, menjadi salah satu komunitas yang baik dan diterima oleh masyarakat. Pendidikan pesantren dijadikan sebagai tolak ukur, pendidikan kepribadian anak bangsa. 

Santri memainkan peran penting dalam mengatur dan membingkai kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, sebagai seorang pemuda berlatar belakang santri, saya patut bangga menjadi bagian dari santri. Selain mengajarkan berbagai ilmu di bidang Agama, otomatis santri diberi pelajaran moral dan etika yang tidak diajarkan di sekolah umum lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun