Mohon tunggu...
Misbahul Umam
Misbahul Umam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Daya Beli Masyarakat Menurun : Apa Solusi Dari Pemerintah?

11 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:56 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak pernah lepas dari tantangan ekonomi. Salah satu masalah yang sering kali muncul dan memengaruhi kehidupan sehari-hari kita adalah menurunnya daya beli masyarakat. Saat harga barang-barang pokok seperti beras, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya naik, sementara pendapatan masyarakat tetap atau bahkan stagnan, banyak orang mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Lantas, apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini?

Mengapa Daya Beli Menurun?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,12% pada September 2024. Ini adalah deflasi kelima berturut-turut selama 2024 dan menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir pemerintahan Presidan Joko Widodo, menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.

"Secara historis, deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12% (month to month)," jelas Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (01/10).

"Deflasi pada September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi kelima pada 2024 secara bulanan," sambungnya.

Penurunan daya beli masyarakat bukanlah fenomena yang muncul secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini. Salah satu yang paling sering terdengar adalah inflasi. Ketika harga barang-barang pokok naik, daya beli masyarakat secara otomatis berkurang, karena mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk barang yang sama. Pada saat yang sama, jika upah atau pendapatan mereka tidak naik sebanding, maka mereka akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh faktor global atau domestik juga memengaruhi daya beli. Misalnya, perubahan harga bahan bakar dunia, ketegangan politik, atau bahkan pandemi bisa memicu lonjakan harga yang mendalam. Ketika situasi ekonomi memburuk, banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau terpaksa mengurangi jam kerja, yang pada gilirannya menurunkan pendapatan mereka. Ini menciptakan siklus negatif di mana masyarakat semakin berhemat, yang pada akhirnya memperlambat roda perekonomian.

Dampak Daya Beli yang Menurun

Penurunan daya beli tentu saja tidak hanya dirasakan di tingkat individu. Ekonomi secara keseluruhan akan ikut merasakannya. Sektor-sektor yang bergantung pada konsumsi masyarakat, seperti perdagangan dan industri barang konsumsi, akan mengalami penurunan permintaan. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang tersebut akan kesulitan mempertahankan produksi. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin terpaksa mengurangi tenaga kerja atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini semakin memperburuk keadaan karena semakin banyak orang kehilangan pekerjaan, yang pada gilirannya memperburuk daya beli secara keseluruhan.

Selain itu, daya beli yang menurun juga berpotensi memperburuk ketimpangan sosial. Masyarakat dengan pendapatan rendah akan lebih merasakannya dibandingkan dengan kelompok yang lebih kaya. Bagi mereka, peningkatan harga barang pokok bisa berarti pengurangan konsumsi makanan bergizi atau penundaan dalam memenuhi kebutuhan medis. Ketimpangan ini bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga bisa menimbulkan ketegangan sosial yang lebih besar.

Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun