Mohon tunggu...
Misbahul Huda
Misbahul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang Mahasiswa aktif STEI sebi

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Perbanyak Istighfar

25 Agustus 2022   08:49 Diperbarui: 25 Agustus 2022   09:21 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istighfar itu bermakna memohon ampun yakni memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dan istighfar merupakan amalan yang sangat mulia di sisi Allah, amalannya memang mudah namun kita masih saja sering melalaikannya. Padahal dengan diri istighfar maka Allah akan menghapus dosa-dosa kita, dan jika kita tidak mau beristigfar atau memohon ampun maka seolah-olah kita tidak memiliki dosa dan kesalahan. Padahal amalan di Citra ini memang sudah diperintahkan Allah untuk kita semua sebagaimana dalam firman Nya surah Annisa ayat 6 yang artinya : "dan mohon doa ampun kepada Allah sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang".

Seharusnya kita sebagai manusia biasa yang sering berbuat salah dan dosa di setiap jam bahkan detiknya, maka semestinya kita berbahagia istighfar dan mohon ampun kepada Allah, karena Dalam hadis qudsi disebutkan : "wahai hambaku sekalian sesungguhnya kalian melakukan kesalahan di siang dan malamnya dan aku ampunkan dosa-dosa kalian semua".

Nah sebanyak apapun dosa yang kita lakukan jika kita mau beristighfar dan memohon ampun pastilah Allah ampunkan dosa-dosa kita. Namun kita sering mengabaikan hal itu, kita berbuat dosa tapi kita malas untuk beristighfar. Padahal nabi kita saja yang Maksum dari dosa dalam setiap harinya lebih dari 70 kali memohon ampun dan bertobat kepada Allah. Itu nabi yang sudah terjamin terbebas dari kesalahan masih memperbanyak beristighfar dan memohon ampunan. Sedangkan kita yang tidak mendapat jaminan dan terbebas dari dosa malah enggan Dan lalai dari meminta ampunan kepada Allah. Seharusnya kita sebagai umatnya mau mengikuti suri tauladan kita yakni Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang senantiasa menyayangi umatnya. Semestinya kita sadar akan betapa besar karunia Allah yang diberikan kepada kita, sedangkan kita merasa sering berbuat salah dan bermaksiat kepada Allah.

Maka dari itu kita harus sadar diri sebagai manusia biasa, kita ini berdosa dan memerlukan Allah yang selalu menolong kita di kehidupan ini sampai akhir nanti. Semestinya kita mendekatkan diri kepada Allah. Setiap kali kita tersalah atau khilaf maka kita langsung merasa bersalah dan beristighfar memohon ampun kepada Allah. Dengan begitu seberapapun dosa kita, Allah tidak peduli dan tetap akan mengampuni kita. Karena semua dosa baik besar maupun kecil pasti akan diampunikan oleh Allah tapi kecuali dosa syirik yaitu menyekutukan Allah.

Karena jikalau kita mengabaikan dosa-dosa kita tanpa memohon ampun kepada Allah maka dosa tersebut akan semakin menumpuk dan terus membesar dan kita akan semakin terbiasa akan dosa-dosa tersebut tanpa merasa bersalah. Sehingga hal tersebut membuat kita semakin sombong karena merasa tidak perlu ampunan dari Allah. Dan hal tersebut tentu saja membuat Allah murka dan menjauhi kita karena dia tidak menganggap Allah. Maka Allah juga akan membiarkannya di dalam dosa-dosanya dan menjauhinya juga. Maka betapa ruginya orang tersebut yang jauh dari Allah dan tidak mau memohon ampun kepada Nya.

Maka sudah pantasnya kita selalu bersyukur karena kita masih diberi hidayah oleh Allah untuk mengingat kepada Nya, dan masih mau beristigfar memohon ampun kepada Allah. Karena memang manusia yang begitu bukan manusia yang tidak pernah salah, tapi manusia yang baik itu adalah ketika ia salah namun ia langsung ingat kepada Allah dan langsung berhenti kepada memohon ampun kepada Nya. Dan berjanji tidak akan mengulangi dosa yang sama. Namun jikalau pun masih terulang lagi dosa tersebut maka tidak ada salahnya kita terus memohon ampun dan bertobat kepada Nya, karena tidak mustahil bahwa Allah akan tetap menerima permohonan kita.

Oleh karena itu kita selalu diajarkan untuk berisik pergi setiap selesai salat kita. Maka di situlah kita berharap akan ampunan Allah. Bahkan lebih baik lagi kita dia dalamkan atau istiqomahkan istighfar kita sebanyak-banyaknya di setiap harinya. Dengan begitu mudah mudahan Allah akan terus mencurahkan kasih sayangnya dan mengampuni dosa dosa kita. Sehingga kita masuk di dalam golongan orang orang yang di ampuni dan bisa selamat di dunia dan akhirat kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun