Tanggal 10 Juni ditetapkan sebagai hari media sosial. Penetapan ini menyiratkan makna bahwa media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya telah muncul kesadaran bersama bahwa media sosial adalah hal yang niscaya dan perlu mendapatkan perhatian khusus.
Penggunaan media sosial dewasa ini semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Media sosial telah menjadi dunia baru dalam proses interaksi antar sesama manusia. Semua orang terhubung satu sama lain dalam berbagai jenis media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan media sosial lainnya.
Tanpa pernah disadari, media sosial sesungguhnya adalah "kita dalam bentuk lain". Apa yang kita lakukan di media sosial mencerminkan diri kita sesungguhnya. Konten yang kita posting, komentar yang kita berikan atas postingan tertentu secara tidak langsung mewakili jati diri kita. Hal tersebut menjadi sangat wajar lantaran media sosial adalah sesuatu yang bebas. Semua orang bebas mengekspresikan diri sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Media sosial adalah ruang tanpa batas yang memungkinan siapa saja untuk menjadi apa saja dan melakukan apa saja. Kebutuhan eksistensi yang terkadang tidak diperoleh dari kehidupan nyata dapat diperoleh melalui media sosial. Keluh-kesah, cerita kesedian, ekspresi kebahagiaan, semua tumpah ruang di media sosial.Â
Akhirnya, media sosial berubah menjadi pengungkap tabir siapa kita sesungguhnya. Untuk mengetahui bagaimana karakter seseorang dapat dengan mudah diintip dari media sosial yang ia miliki. Apa yang dilakukan seseorang di media sosial, itu adalah jati diri ia sesungguhnya. Karena, media sosial tidak pernah bohong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H