Dalam hubungan pertemanan, trauma dumping bisa terjadi ketika seseorang selalu membawa topik trauma masa lalu dalam setiap pertemuan.
Jika hal ini terus berlanjut, hubungan bisa terasa berat dan melelahkan secara emosional bagi kedua belah pihak.
Pendengar mungkin merasa bersalah jika tidak memberikan perhatian, tetapi di sisi lain, mereka juga merasa kelelahan karena selalu menjadi tempat curhat tanpa adanya keseimbangan dalam hubungan.
Cara Mengatasi Trauma Dumping
Jika kamu merasa sering melakukan trauma dumping, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyadari kebiasaan ini.
Sebelum curhat, cobalah untuk bertanya pada diri sendiri apakah lawan bicara siap untuk mendengarkan atau tidak. Dengan begitu, pendengar memiliki kesempatan untuk jujur mengenai batasan emosional mereka.
Selain itu, penting untuk mencari cara lain dalam meluapkan emosi, seperti journaling, meditasi, atau berolahraga.
Jika merasa butuh bantuan lebih lanjut, berbicara dengan profesional seperti psikolog bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Terapi dapat membantu dalam memahami dan mengelola emosi dengan lebih sehat, sehingga tidak perlu selalu bergantung pada orang lain untuk meredakan stres.
Jika kamu berada di posisi pendengar dan merasa kewalahan, tidak ada salahnya untuk menetapkan batasan.
Katakan dengan sopan bahwa kamu peduli, tetapi juga membutuhkan ruang untuk diri sendiri.
Menjaga komunikasi yang sehat dan penuh empati sangat penting agar hubungan tetap nyaman tanpa ada yang merasa terbebani secara emosional.