Curhat merupakan salah satu cara manusia untuk meluapkan perasaan dan menjaga kesehatan mental.
Berbagi cerita dengan orang lain bisa menjadi jalan keluar dari tekanan batin yang kita rasakan.
Namun, ada kalanya curhat yang berlebihan justru membuat orang lain merasa terbebani.
Tanpa sadar, kita bisa terus-menerus menuangkan pengalaman traumatis tanpa mempertimbangkan kesiapan dan perasaan pendengar. Kebiasaan ini dikenal sebagai trauma dumping.
Meskipun tujuannya hanyalah untuk meluapkan emosi, trauma dumping bisa menciptakan suasana yang tidak nyaman.
Hal ini tidak hanya berpengaruh pada pendengar, tetapi juga pada diri sendiri.
Jika kebiasaan ini dibiarkan, bisa saja kita mengalami ketergantungan dalam menceritakan trauma tanpa benar-benar mencari solusi.
Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam tentang trauma dumping dan bagaimana cara mengatasinya agar curhat tetap menjadi aktivitas yang sehat dan tidak membebani orang lain.
Apa Itu Trauma Dumping?
Trauma dumping adalah tindakan mencurahkan pengalaman traumatis secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kesiapan atau batasan pendengar.
Orang yang melakukan trauma dumping sering kali tidak sadar bahwa cerita mereka bisa menjadi beban emosional bagi orang lain.