seiring bertambahnya usia,
matahari tak lagi melangkah serupa dulu.
ia menyusuri pagi dengan napas pelan,
dan senja tiba tanpa mengabarkan apa-apa.
di tubuh ini,
angin menyelinap lebih mudah,
mencuri sisa-sisa hangat yang pernah abadi.
langkahku mengerut,
seperti daun yang terjatuh tanpa denting,
dan napas---
hanya helaan yang tak sempat berteriak.
aku menyimpan lelah di sudut punggungku,
di antara waktu-waktu yang terus berdesir.
ia berbisik,
"tidurlah, tapi jangan lupa bermimpi."
ah, tapi bukankah hidup tak pernah menunggu?
ia mengajakku berjalan lebih lambat,
mengukur jejak-jejak yang tak seberapa,
namun terasa dalam.
di balik setiap letih,
ada ruang kecil tempat tawa berteduh.
ia tak pernah hilang,
meski hujan menghapuskan jejaknya dari tanah.
seiring bertambahnya usia,
aku hanya ingin duduk di sampingmu,
menyusun serpihan tenaga yang tersisa,
dan bersama-sama kita belajar,
bahwa kelelahan pun punya caranya sendiri
mengajari kita bersyukur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI