Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Antara Dua Sungai

25 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 26 Januari 2025   06:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrai sungai (sumber:freepik/wirestock)

Aku mencintaimu, seperti sungai mencintai laut:
tak peduli dari mana ia datang,
tak peduli warna tanah yang dilewatinya.
Aku mencintaimu, meski perbedaan menetes seperti hujan
di atap-atap rumah yang tak pernah saling bersitatap.

Kita, dua daun jatuh dari pohon berbeda,
dipeluk angin yang sama,
tapi dihempas ke tanah asing.
Orang-orang memandang kita dengan mata yang penuh tanya,
mereka menghitung asal usulku, menakar caramu berdoa,
seakan cinta perlu izin dari leluhur yang tak pernah kita temui.

Aku mencintaimu, meski suara mereka menggema:
"Bagaimana kau akan mengajarkan anakmu bicara?"
"Lagu apa yang akan kau nyanyikan untuk menidurkannya?"
Aku tak tahu jawabannya,
tapi aku tahu bahwa cinta ini adalah bahasa
yang bisa diterjemahkan oleh mata, oleh sentuhan,
oleh napas yang tenang di tengah gaduh dunia.

Di meja perjamuan, adat dan keyakinan kita berhadapan:
kau menunduk di antara mantra yang tak kau kenal,
aku menahan napas di bawah tatapan asing.
Tapi lihatlah, tanganku menggenggam tanganmu,
dan tak ada yang bisa memisahkan getar itu.

Aku mencintaimu, seperti pagi mencintai embun:
meski tahu ia akan lenyap di bawah matahari,
tetap saja ia singgah, tetap saja ia tinggal.
Dan jika badai datang memisahkan,
aku akan menunggu di ujung sungai,
menantimu kembali,
membawa cerita dari hulu yang tak pernah kucapai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun