Sebagai contoh:
Netflix: Biaya berlangganan Netflix yang sebelumnya sekitar Rp158.000 per bulan akan naik menjadi sekitar Rp172.000 per bulan. Dalam setahun, total pengeluaran untuk Netflix akan naik dari Rp1,896 juta menjadi Rp2,064 juta.
Spotify: Biaya berlangganan Spotify Premium yang sebelumnya Rp58.000 per bulan akan naik menjadi Rp62.000 per bulan. Dalam setahun, pengeluaran untuk Spotify akan meningkat dari Rp696.000 menjadi Rp744.000.
Jika Gen Z menggunakan kedua layanan ini, kenaikan biaya tahunan mencapai Rp216.000. Jumlah ini mungkin terlihat kecil, tetapi jika ditambahkan dengan kenaikan harga kebutuhan lainnya, totalnya menjadi signifikan.
Kebiasaan Ngopi dan Nongkrong: Pilihan Gaya Hidup yang Terpengaruh
Selain hiburan digital, kebiasaan ngopi dan nongkrong di kafe adalah aktivitas populer di kalangan Gen Z.Â
Bagi mereka yang rutin ngopi, kenaikan ini bisa terasa cukup signifikan, terutama jika digabungkan dengan pengeluaran gaya hidup lainnya.
Selain kopi, aktivitas nongkrong bersama teman di kafe atau restoran juga akan lebih mahal. Hal ini mungkin membuat Gen Z berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk nongkrong, atau bahkan mencari alternatif yang lebih hemat.
Tiga Strategi Menghadapi Kenaikan PPN
Dengan kenaikan PPN, Gen Z perlu memikirkan strategi untuk menyesuaikan anggaran mereka. Berikut adalah tiga kemungkinan cara mereka mengelola keuangan:
1. Mengandalkan Pinjaman
Sebagian Gen Z mungkin memilih untuk mengandalkan pinjaman, baik dari teman, keluarga, atau layanan keuangan seperti kartu kredit dan aplikasi pinjaman online.Â
Namun, langkah ini bisa berisiko jika tidak dikelola dengan baik. Pinjaman yang tidak segera dilunasi dapat menumpuk menjadi utang besar, apalagi dengan adanya bunga atau biaya tambahan lainnya.
2. Frugal Living
Gaya hidup hemat atau frugal living adalah pilihan lain. Gen Z bisa mulai memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan esensial dan mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan non-esensial.Â