Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gen-Z dan Gaya Hidup YOLO, Menikmati Hidup atau Hidup Tanpa Tujuan?

26 November 2024   06:00 Diperbarui: 26 November 2024   06:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip YOLO atau "You Only Live Once" menjadi semacam pedoman hidup bagi Gen Z. Mereka percaya bahwa hidup harus dijalani dengan penuh makna, yang sering kali diwujudkan dalam bentuk pengalaman.

Beberapa kegiatan yang menjadi favorit Gen Z antara lain:

  • Menghadiri Konser Musik: Tiket konser artis favorit menjadi salah satu hal yang rela mereka prioritaskan meskipun harus mengorbankan kebutuhan lain.
  • Liburan ke Destinasi Baru: Gen Z gemar menjelajahi tempat-tempat baru, baik di dalam maupun luar negeri. Bagi mereka, pengalaman ini lebih berharga daripada barang-barang material.
  • Mencicipi Makanan dan Minuman Unik: Mencoba kafe atau restoran dengan konsep unik juga menjadi tren di kalangan Gen Z.

Gaya hidup ini memang memberikan kebahagiaan jangka pendek. Namun, ada konsekuensi yang harus dihadapi, terutama jika pengeluaran tidak diimbangi dengan pemasukan yang memadai.

Tantangan Finansial: Antara Penghasilan dan Pengeluaran

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh Gen Z adalah manajemen keuangan. Gaya hidup YOLO sering kali membuat mereka kesulitan menyisihkan tabungan atau merencanakan masa depan. 

Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa banyak dari mereka bekerja di industri kreatif dengan penghasilan yang tidak tetap.

Berdasarkan data survei, sebagian besar Gen Z masih bergantung pada orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti biaya sewa tempat tinggal atau transportasi. 

Di sisi lain, tingginya biaya hidup di kota-kota besar juga menjadi hambatan utama untuk mencapai kemandirian finansial.

Kondisi ini sangat kontras dengan generasi sebelumnya, seperti Generasi X atau Baby Boomer, yang cenderung lebih hemat dan fokus pada tabungan jangka panjang.

Burnout di Usia Muda: Tekanan Sukses di Industri Kreatif

Industri kreatif yang dipilih oleh banyak Gen Z tidak hanya menawarkan kebebasan, tetapi juga membawa tekanan besar. 

Tuntutan untuk selalu inovatif, memenuhi deadline yang ketat, dan menghadapi persaingan ketat sering kali membuat mereka merasa lelah secara mental dan emosional.

Burnout menjadi masalah yang semakin sering dialami oleh Gen Z, bahkan di usia 20-an. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Beberapa tanda burnout yang umum meliputi:

  • Kelelahan yang Berkepanjangan: Baik secara fisik maupun emosional.
  • Kehilangan Motivasi: Sulit menemukan semangat untuk bekerja atau mengejar passion.
  • Rasa Tidak Percaya Diri: Merasa tidak cukup baik dalam pekerjaan atau karier yang dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun