Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia sekaligus ibu kota Provinsi Jawa Timur, dikenal sebagai kota yang penuh dengan semangat dan keberanian.Â
Selain dikenal sebagai pusat perdagangan, industri, dan pelabuhan utama, Surabaya memiliki karakter unik yang memancarkan identitas warganya.
Salah satu ciri khas tersebut adalah budaya "wani", yang secara harfiah berarti "berani".Â
Namun, makna wani dalam kehidupan masyarakat Surabaya jauh lebih dalam dari sekadar keberanian.Â
Nilai ini mencakup semangat pantang menyerah, ketegasan, kejujuran, dan kemauan untuk mengambil risiko, baik dalam sejarah perjuangan, dunia bisnis, maupun kehidupan sehari-hari.
Sejarah Wani: Perlawanan yang Menjadi Inspirasi
Budaya wani memiliki akar yang sangat dalam dalam sejarah Surabaya. Salah satu peristiwa paling ikonik yang menunjukkan keberanian ini adalah Pertempuran 10 November 1945.Â
Di hari itu, rakyat Surabaya, yang bersenjatakan alat sederhana, berjuang mati-matian melawan pasukan Sekutu yang memiliki persenjataan lengkap.
Tokoh-tokoh besar seperti Bung Tomo memimpin perlawanan tersebut, memberikan semangat kepada masyarakat untuk terus melawan meskipun peluang kemenangan tampak kecil.Â
Seruan "Merdeka atau Mati" menjadi simbol keberanian rakyat Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Hingga kini, peristiwa tersebut tidak hanya dikenang sebagai sejarah, tetapi juga sebagai warisan mentalitas wani yang terus hidup dalam jiwa masyarakat Surabaya. Semangat itu tertanam kuat, menjadikan mereka pribadi yang tangguh, keras, namun tulus.