Padahal, tidak semua yang terlihat di media sosial mencerminkan kondisi finansial yang sebenarnya.
2. FOMO (Fear of Missing Out)
Ketakutan akan tertinggal atau "ketinggalan zaman" membuat banyak orang rela mengeluarkan uang lebih untuk barang-barang yang mereka anggap keren atau mengikuti tren.Â
Sering kali, keputusan ini tidak mempertimbangkan keadaan finansial yang sebenarnya, hanya sekadar agar terlihat setara dengan orang lain.
3. Kenaikan Penghasilan yang Tidak Direncanakan
Banyak orang yang tidak memiliki perencanaan yang baik dalam mengelola kenaikan penghasilan.Â
Alih-alih menabung atau berinvestasi, mereka memilih untuk meng-upgrade gaya hidup dengan harapan mendapatkan kepuasan instan.
Namun, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai ketika seseorang buru-buru meningkatkan gaya hidupnya.
Risiko Terburu-Buru Meningkatkan Gaya Hidup
Apabila Anda terburu-buru untuk mengubah gaya hidup tanpa perencanaan keuangan yang matang, berikut adalah beberapa risiko yang mungkin dihadapi:
1. Kesulitan Mempertahankan Gaya Hidup Baru
Meningkatkan gaya hidup berarti menambah pengeluaran, dan hal ini tidak selalu mudah untuk dikendalikan.Â
Gaya hidup baru sering kali disertai dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin sulit diubah jika suatu saat pendapatan menurun atau tidak stabil.
2. Penghasilan yang Selalu Terasa Kurang
Fenomena "lifestyle inflation" adalah ketika setiap kenaikan gaji langsung diikuti dengan kenaikan pengeluaran.Â
Ini menciptakan siklus di mana berapapun pendapatan yang Anda terima, akan selalu terasa kurang.Â