Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Cicilan Menyapa Tiap Pagi

21 September 2024   18:00 Diperbarui: 21 September 2024   22:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cicilan Menyapa Tiap Pagi

Pagi-pagi ada yang mengetuk pintu.
Bukan tukang koran,
bukan penjual sayur,
tapi cicilan yang baru datang.

Katanya aku harus menulis namaku,
di atas garis tipis antara utang dan kebutuhan.
Aku angguk, meski tanganku bergetar.

Baca juga: Puisi: Susu Ikan

Kartu kredit tersenyum,
memberiku secangkir kopi mahal.
Paylater menepuk pundakku:
"Ayo, satu bulan lagi. Hanya sedikit bunga."

Sore tiba,
penghasilan menggulung seperti ombak,
menyapu janji tabungan yang aku buat di hari Senin.

Malam datang,
aku menghitung cicilan seperti bintang di langit,
terlalu banyak dan terlalu jauh untuk dijangkau.

Aku terjebak dalam lingkaran:
antara keinginan dan kebutuhan,
antara 0% bunga dan biaya yang tersembunyi,
antara motor baru yang bersinar
dan anggaran yang perlahan memudar.

Sampai kapan?
kataku pada cicilan yang mengetuk pintu lagi.

Tapi pagi-pagi,
sebelum kopi siap,
cicilan itu datang lagi,
dengan senyum yang tak pernah lelah.

Dan aku,
aku menandatangani namaku lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun