Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sisi Gelap Kekayaan

12 September 2024   18:00 Diperbarui: 13 September 2024   21:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sisi Gelap Kekayaan

Kekayaan, seperti cahaya, menyilaukan mata
tapi bayang-bayangnya
terkadang terlalu panjang
mengikuti langkahku,
mengaburkan siapa aku,
mengubah kesan pertama
jadi angka di rekening,
bukan tangan yang terulur.

Setiap pertemuan dimulai
dengan senyum yang terjaga,
sorot mata bertanya,
"Seberapa kaya kamu?"
Bukan "Apa kabar?" atau "Siapa dirimu?"

Aku berjalan di antara orang-orang,
terlihat tapi tak pernah benar-benar dilihat.
Orang-orang mendekat,
menggenggam tangan,
menghitung, bukan merasakan.
Aku jadi angka,
bukan nama,
jadi dompet,
bukan cerita.

Kebebasan katanya,
datang dengan uang.
Tapi semakin banyak,
semakin hilang ruang
untuk sekadar bernapas tanpa ditatap,
untuk bicara tanpa dicatat.

Aku duduk di kafe,
bukan untuk minum kopi,
tapi untuk dilihat.
Aku berjalan di taman,
bukan untuk menikmati senja,
tapi untuk diambil fotonya.

"Bukankah kamu kaya?"
katanya, sambil berharap,
aku lupa bagaimana rasanya
tidak dijadikan mimpi orang lain.

Aku kaya, tapi tidak bebas,
kaya tapi tak punya waktu,
kaya tapi sering kehilangan diriku sendiri.
Dan di balik semua kemewahan ini,
ada keheningan yang tak bisa kujelaskan,
seperti rindu pada hal-hal sederhana
yang dulu kuanggap tak berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Puisi: Kelas Online

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun