Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang dalam Waktu

26 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 27 Agustus 2024   00:22 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ruang dalam Waktu

Pernahkah kau merasa hidup begitu datar,
Seperti alur sungai yang tak lagi deras,
Mengalir pelan, mengikis tepian,
Tapi tak ada riak, tak ada badai.

Di sudut usia yang paruh baya,
Kita tinggal di kota yang sama,
Berjalan di jalan yang sama,
Bekerja di meja yang sama,
Bahkan mimpi-mimpi kita sudah hafal
rutinitas harian yang itu-itu saja.

Ingin sekali aku melompat ke dalam kolam,
Biar airnya menggigit kulit,
Menyadarkanku dari kantuk panjang
yang tak berujung.
Tapi setelah beberapa saat,
Tubuh ini kembali menyesuaikan,
Dan dingin itu tak lagi terasa.

Hidup, katamu, bukan sekadar
mendapatkan apa yang kita mau,
Tapi merasakan hangatnya kembali
setelah kita berani melepaskannya.

Maka, cobalah keluar sebentar,
Dari rumah yang kau sebut "nyaman",
Dari pekerjaan yang kau kira "aman",
Cium kembali bau asap rokok di ruangan
yang dulu kau benci,
Dan rasakan, betapa kau rindu
sesuatu yang baru.

Atau, tutup matamu sejenak,
Bayangkan dunia tanpa apa yang kau miliki,
Tanpa rumah, tanpa keluarga,
tanpa pekerjaan yang membuatmu
berkeluh kesah.
Lalu buka mata dan lihatlah,
Semua masih ada di sana,
dan kau, masih di sini,
Dalam hidup yang kadang membosankan,
Tapi begitu berharga.

Jangan takut menambahkan sedikit warna,
Biarkan dirimu menjadi Explorer
yang mencoba jalan baru,
Atau tetap menjadi Exploiter,
yang setia pada hal-hal yang kau cintai.
Kita adalah perpaduan,
antara jeda dan variasi,
Menciptakan simfoni hidup,
Yang kadang sunyi, kadang riuh,
Tapi selalu,
Penuh makna.

Baca juga: Mesin Cuci

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun