Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pilkada Tanpa Kotak Kosong

24 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 24 Agustus 2024   18:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pilkada Tanpa Kotak Kosong

Hari itu tiba,
suara-suara berbaris rapi,
tanpa kotak kosong, tanpa ruang hampa.

Semua berhak dipilih,
dari ujung gang sampai balai kota.
Kertas suara berbisik,
calon independen masih berdiri,
meski di balik bisik-bisik kota,
ada yang berkata, "Itu boneka."

Tapi siapa peduli?
Boneka juga punya mimpi,
punya tangan yang menggenggam janji.
Di bilik suara,
kita memilih bukan karena rupa,
bukan karena suara-suara yang hampa.
Kita memilih karena harap,
karena kota ini perlu lebih dari sekadar boneka.

Baca juga: Pindah Kota

Pilkada tanpa kotak kosong,
tanpa bayang-bayang kosong.
Di antara deret nama,
ada yang sebenarnya hidup,
berdenyut dengan janji yang diam-diam kita simpan di dada.
Dan meski katanya ada boneka,
kita tahu,
yang kita pilih adalah harap,
bukan sekadar nama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun