Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Stroberi: Saatnya Berjuang dan Keluar dari Zona Nyaman

17 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 17 Juli 2024   21:15 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi generasi strowberi. sumber: freepik

Istilah "Generasi Stroberi" pertama kali dikenal di Hong Kong untuk menggambarkan anak-anak dari keluarga kaya yang hidupnya nyaman, namun dianggap rapuh dan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. 

Seperti buah stroberi yang tampak indah di luar, namun lembek dan mudah hancur jika ditekan. 

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Hong Kong, tetapi juga di banyak negara termasuk Indonesia. 

ini menghadapi tantangan unik yang memerlukan pemahaman mendalam untuk dapat menanggulanginya.

Asal Mula Istilah "Generasi Stroberi"

Istilah "Generasi Stroberi" berakar dari pengamatan terhadap perubahan sosial dan ekonomi di Hong Kong. 

Pada saat itu, anak-anak dari keluarga yang sukses dan kaya cenderung mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. 

Mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh kenyamanan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang harus berjuang keras untuk mencapai kesuksesan.

Generasi sebelumnya, yang sering disebut sebagai generasi baby boomer atau generasi X, hidup dalam kondisi yang lebih sulit. 

Mereka harus bekerja keras, menghadapi berbagai tantangan, dan berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. 

Perjuangan mereka menghasilkan kekayaan dan stabilitas yang kemudian diwariskan kepada anak-anak mereka, generasi stroberi. Namun, kekayaan dan kemudahan hidup ini ternyata membawa dampak yang tidak diinginkan.

Karakteristik Generasi Stroberi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun