Istilah "Generasi Stroberi" pertama kali dikenal di Hong Kong untuk menggambarkan anak-anak dari keluarga kaya yang hidupnya nyaman, namun dianggap rapuh dan mudah menyerah ketika menghadapi tantangan.Â
Seperti buah stroberi yang tampak indah di luar, namun lembek dan mudah hancur jika ditekan.Â
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Hong Kong, tetapi juga di banyak negara termasuk Indonesia.Â
ini menghadapi tantangan unik yang memerlukan pemahaman mendalam untuk dapat menanggulanginya.
Asal Mula Istilah "Generasi Stroberi"
Istilah "Generasi Stroberi" berakar dari pengamatan terhadap perubahan sosial dan ekonomi di Hong Kong.Â
Pada saat itu, anak-anak dari keluarga yang sukses dan kaya cenderung mendapatkan segala sesuatu dengan mudah.Â
Mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh kenyamanan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang harus berjuang keras untuk mencapai kesuksesan.
Generasi sebelumnya, yang sering disebut sebagai generasi baby boomer atau generasi X, hidup dalam kondisi yang lebih sulit.Â
Mereka harus bekerja keras, menghadapi berbagai tantangan, dan berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.Â
Perjuangan mereka menghasilkan kekayaan dan stabilitas yang kemudian diwariskan kepada anak-anak mereka, generasi stroberi. Namun, kekayaan dan kemudahan hidup ini ternyata membawa dampak yang tidak diinginkan.