Ada saatnya kita tidak ingin mendengar masukan yang hanya berkata "bagus" atau "oke". Kita butuh masukan yang lebih spesifik.Â
Kalau bagus, apa yang bagus? Kalau kamu suka, bagian apa yang kamu suka? Masukan positif yang terlalu umum bisa terkesan tidak tulus atau asal-asalan, sehingga pujian yang kita berikan mungkin diterima sebagai sesuatu yang basa-basi.Â
Sayang sekali, kan, jika masukan positif kita malah diterima dengan cara yang tidak baik?
Kenapa Masukan Spesifik Lebih Baik?
Kita bisa belajar untuk mulai memberikan masukan secara spesifik. Jika kamu suka sesuatu, ceritakan apa yang kamu sukai.Â
Sebaliknya, jika kamu tidak suka, ceritakan juga bagian mana yang kamu tidak suka. Ini memang tidak mudah, karena menerima masukan juga bukan hal yang mudah.Â
Tapi, kita bisa menyampaikannya dengan baik, walaupun yang kita sampaikan adalah sebuah kritik.
Apakah kamu tahu ketika kamu merasa cemas, tidak nyaman, atau canggung, ini adalah momen di mana kamu menjadi sangat baik kepada orang di sekitar? Ketika kamu cemas, kamu jadi sopan secara berlebihan.Â
Misalnya, ketika diminta memberikan masukan, kamu mungkin khawatir salah bicara atau menyakiti hati orang lain. Akhirnya, kamu memilih memberikan masukan yang umum.
Contohnya, ketika temanmu bertanya, "Eh tadi gimana kue yang saya buat? Sudah cobain belum?" Kamu lalu menjawab, "Oh iya, sudah, enak kok." Masukan umum seperti ini seringkali tidak membantu.Â
Ketika kamu bilang "enak", orang yang mendengar mungkin berpikir dua hal: entah kamu benar-benar bilang enak atau cuma basa-basi. Mungkin cara yang lebih baik adalah memberikan jawaban yang lebih spesifik.Â