Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kesepian dan Kesehatan Mental: Strategi Membangun Hubungan yang Bermakna

19 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 22 Januari 2024   09:18 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kesepian. sumber: freepik

Kesepian, perasaan yang seringkali dianggap tabu untuk dibicarakan, namun dampaknya dapat dirasakan oleh banyak orang. 

Dalam sebuah survei global, satu dari empat orang dewasa mengakui bahwa mereka merasakan kesepian. 

Ini bukanlah masalah sepele; kesepian dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan mental dan fisik. 

Namun, seiring dengan kompleksitas kehidupan modern, pertanyaan muncul: 

Bagaimana kita dapat mengatasi kesepian? Dan bagaimana kita bisa membangun koneksi sosial yang bermakna di tengah kompleksitas dunia yang terus berubah? 

Mengapa Kesepian Menjadi Isu yang Meresahkan?

Satu dari empat orang dewasa di dunia mengaku mengalami kesepian, dan ini bukanlah statistik yang dapat diabaikan. 

Kesepian bukan hanya sekadar perasaan melankolis, tetapi juga dapat menjadi katalisator untuk berbagai masalah kesehatan mental dan fisik. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa kesepian jangka panjang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, menyebabkan gangguan tidur, dan dalam beberapa kasus, berkontribusi pada perkembangan demensia.

Mengapa fenomena ini begitu meresahkan? Salah satu penyebabnya adalah dampak sosial dari pergeseran identitas individu dalam masyarakat modern. 

Pada zaman dahulu, identitas seseorang sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor seperti keluarga, kasta, atau pekerjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun