Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bijaksana Seperti Lepek: Menyusuri Tradisi dan Filosofi Ngopi

3 Januari 2024   18:00 Diperbarui: 3 Januari 2024   18:04 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keadaan yang serba cepat dan modern, ngopi dengan lepek membawa kita kembali kepada pengalaman yang lebih lambat dan bermakna.

Tradisi ini melibatkan ritual memasak kopi, menyiapkan lepek, dan menikmati setiap tegukan dengan penuh perhatian. 

Lepek bukan hanya sebagai wadah, tetapi menjadi bagian integral dari keseluruhan pengalaman ngopi. Kehadirannya mengingatkan kita untuk memperlambat langkah dan menikmati momen bersama kopi.

Lepek Sebagai Metode Mendinginkan Masalah

Filosofi lepek tidak hanya berhenti pada fungsi fisiknya, tetapi dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. 

Lepek mengajarkan kita untuk tidak langsung menyerap masalah atau informasi dalam keadaan panas. 

Seperti kita meniriskan kopi untuk mendinginkannya, kita juga perlu memberi waktu untuk merenung sebelum merespons situasi yang menantang.

Pentingnya proses pengendapan informasi menjadi semakin nyata dalam era informasi yang cepat. 

Sebagaimana lepek memberi waktu bagi kopi untuk mendingin, proses pengendapan memberikan kesempatan bagi pikiran kita untuk menyaring dan memahami informasi dengan lebih baik.

ilustrasi kopi. sumber: freepik
ilustrasi kopi. sumber: freepik

Bentuk dan Fungsi Lepek dalam Keseimbangan

Lepek tidak hanya berperan dalam fungsi, tetapi juga dalam bentuknya yang khas. 

Dengan bagian tengah yang cekung, lepek dirancang untuk memberikan stabilitas pada cangkir kopi yang diletakkan di atasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun