Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Stunting dan Learning Loss: Perjuangan untuk Kesejahteraan Anak-anak Indonesia

4 November 2023   18:00 Diperbarui: 6 November 2023   09:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi learning loss. sumber: freepik

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, geografis, dan etnis. 

Di balik kekayaan budaya dan sumber daya alamnya, negara ini juga memiliki tantangan yang signifikan dalam menjaga kesejahteraan anak-anaknya. 

Salah satu isu utama yang perlu diperhatikan adalah stunting, yang merupakan masalah gizi yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Apa Itu Stunting dan Mengapa Hal Ini Penting?

Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat akibat kurangnya nutrisi yang memadai pada tahun-tahun pertama kehidupan mereka. 

Ini adalah masalah serius karena berdampak langsung pada kualitas hidup anak dan memiliki implikasi jangka panjang pada kesehatan dan ekonomi negara.

Stunting biasanya terjadi pada anak-anak yang menerima nutrisi yang kurang selama 1.000 hari pertama kehidupan mereka, yaitu dari awal kehamilan hingga usia dua tahun.

 Ini adalah periode kritis di mana banyak perkembangan fisik dan otak terjadi dengan cepat. 

Jika anak-anak tidak menerima nutrisi yang cukup selama periode ini, maka mereka akan kehilangan potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Isu stunting mencerminkan ketidaksetaraan yang ada di Indonesia. 

Di satu sisi, kita memiliki anak-anak yang tumbuh dengan baik dan mendapatkan manfaat dari sumber daya yang tersedia, sedangkan di sisi lain, ada anak-anak yang menghadapi tantangan serius terkait dengan gizi dan kesehatan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun