Salah satu upacara adat yang khas adalah "Melukat," sebuah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual.Â
Melukat biasanya dilakukan di pura atau pemandian suci dan memiliki harapan untuk membersihkan segala hal yang bersifat buruk, kotor, atau negatif dalam diri manusia.
Saya memutuskan untuk mengikuti upacara Melukat dan merasa sangat damai setelahnya. Pengalaman ini mengajarkan saya tentang pentingnya membersihkan pikiran dan jiwa dari beban-beban yang telah lama kita simpan.
Filosofi Tri Hita Karana dan Kearifan Lokal
Konsep filosofis dalam kepercayaan Bali, Tri Hita Karana, menjadi landasan yang mengarahkan perilaku dan sikap masyarakat Bali.Â
Konsep ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan hidup antara hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.Â
Tri Hita Karana menjadi konsep dasar yang membentuk karakter dan sikap masyarakat Bali, mempengaruhi cara mereka menjalani kehidupan sehari-hari.
1. Bakti: Menghormati dan Pengabdian kepada Tuhan
Masyarakat Bali terkenal dengan pengamalan spiritual yang tinggi dan selalu berusaha untuk menjalankan perbuatan baik serta menghindari perbuatan buruk untuk mendapatkan karma yang baik.Â
Upacara dan penghormatan kepada Tuhan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka, sebagai bentuk syukur dan rasa hormat terhadap pencipta alam semesta.
2. Gotong Royong: Menghargai Hubungan Antar Manusia
Gotong royong menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali.Â
Saling menghormati, bekerja sama, dan mufakat dalam memutuskan segala sesuatu adalah sifat yang melekat dalam kehidupan sehari-hari mereka.Â
Sikap saling mengingatkan dan menyayangi membuat siapapun yang datang merasa nyaman dan ingin kembali lagi.