Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengurai Tantangan Biaya Logistik di Indonesia: Perjalanan Menuju Efisiensi dan Kemandirian

12 Juni 2023   12:00 Diperbarui: 12 Juni 2023   12:15 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Biaya logistik yang tinggi menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan sektor transportasi dan perdagangan. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengakui bahwa faktor geografis yang meliputi kepulauan dan wilayah yang luas menjadi kendala utama dalam pengelolaan logistik di Indonesia. 

Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan logistik. Hal ini dapat dipahami karena transportasi barang antar-pulau menjadi lebih kompleks dan memakan waktu lebih lama. 

Transportasi darat dan laut harus dilakukan untuk menghubungkan berbagai pulau, yang mempengaruhi biaya logistik secara keseluruhan.

Namun, pemerintah mengakui perlunya manajemen logistik yang terpadu guna meningkatkan layanan kepada masyarakat dan menekan biaya logistik yang tinggi.

Data tentang Biaya Logistik di Indonesia:

Data yang dikutip dari Bank Dunia menyebutkan bahwa pada tahun 2018, performa logistik Indonesia berada di urutan ke-46 dari 160 negara yang ditinjau. Indonesia juga mendapatkan skor 3,15 dengan lima sebagai skor tertinggi. 

Data yang sama juga menunjukkan bahwa biaya logistik Indonesia mencapai 23,5 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). Namun, berkat upaya-upaya yang telah dilakukan, seperti pembangunan infrastruktur konektivitas, biaya logistik Indonesia telah berhasil menurun menjadi 22 persen dari total PDB.

Upaya Pemerintah dalam Menurunkan Biaya Logistik:

Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, telah menargetkan penurunan biaya logistik hingga 17 persen dari PDB pada tahun 2024. Upaya ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi biaya logistik di Indonesia.

1. Infrastruktur dan Konektivitas

Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan yang memadai menjadi prioritas utama. Melalui upaya ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antarwilayah sehingga distribusi logistik menjadi lebih efisien.

2. Pelabuhan

Kondisi pelabuhan di Indonesia, yang masih menjadi feeder atau pengumpan, juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi biaya logistik. Pemerintah telah melakukan ujicoba pada beberapa pelabuhan, seperti di Batam, untuk melakukan pelayaran langsung ke negara tujuan tanpa harus transit melalui negara lain seperti Singapura. Hal ini diharapkan dapat mengurangi biaya dan waktu perjalanan logistik.

3. Produktivitas Bongkar Muat

Produktivitas bongkar muat di pelabuhan menjadi faktor penting dalam menentukan biaya logistik. Dengan berdirinya PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) pada Oktober 2021, diharapkan produktivitas bongkar muat dapat ditingkatkan. Selain itu, penurunan waktu sandar kapal juga menjadi fokus untuk meningkatkan daya saing logistik Indonesia.

Sinergi antara Pemerintah, Operator, dan Masyarakat:

Pemerintah menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, operator pelaku usaha sektor transportasi, dan masyarakat dalam mengatasi tantangan biaya logistik yang tinggi. Sinergi yang baik dapat menciptakan kerjasama yang efektif dalam mengatasi kendala birokrasi antarlembaga pemerintah yang dapat menghambat proses pengurusan administrasi logistik di pelabuhan.

Perbandingan dengan Negara Lain di Asia Tenggara

Dewan pemakai jasa angkutan laut di Indonesia juga mengakui bahwa faktor geografis menjadi salah satu penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia. 

Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Thailand, biaya logistik di Indonesia terbilang lebih tinggi. 

Selain itu, Indonesia belum memiliki pelabuhan yang mampu melayani pelayaran langsung ke negara tujuan tanpa harus melalui transit. Upaya untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan nasional yang dapat melayani pelayaran langsung ke negara tujuan menjadi penting untuk meningkatkan daya saing logistik Indonesia.

Biaya logistik yang tinggi di Indonesia merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan sektor transportasi dan perdagangan. Namun, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk pembangunan infrastruktur konektivitas dan perbaikan produktivitas bongkar muat di pelabuhan, untuk menurunkan biaya logistik. 

Diperlukan sinergi yang baik antara pemerintah, operator pelaku usaha sektor transportasi, dan masyarakat dalam mengatasi tantangan tersebut. 

Dengan upaya yang terus dilakukan, diharapkan biaya logistik di Indonesia dapat semakin ditekan, meningkatkan daya saing logistik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun