Maraknya kasus bunuh diri di Indonesia yang dilakukan oleh anak muda menjadi sorotan masyarakat. Salah satu faktor dari bunuh diri adalah kondisi kesehatan mental seseorang. Kasus bunuh diri didominasi oleh kalangan muda, sebab pada usia tersebut banyak faktor yang memicu untuk melakukan bunuh diri. Mulai dari faktor percintaan, pekerjaan, keluarga, psikologis dan lingkungan. Beberapa waktu lalu, sederet mahasiswa melakukan bunuh diri karena mengalami banyak masalah didalam hidupnya. Depresi dan ganguan mental merupakan salah satu faktor mereka melakukan bunuh diri.
Masalah gangguan  kejiwaan  tidak bisa di anggap sepele. Melihat kondisi fisik seseorang terlihat sehat, belum tentu kondisi batin sehat juga. Banyak sekali orang yang memiliki gangguan melampiaskan dengan melukai diri sendiri. Untuk mencegah terjadi hal yang buruk lebih baik melakukan hal positif, seperti olahraga yang cukup, konsultasi ke psikolog dan berinterasi sosial. Selain itu salah satu cara untuk mengatasi Kesehatan mental adalah dengan menulis.
Menulis dapat digunakan sebagai bentuk terapi yang bermanfaat bagi beberapa orang yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental. Dengan menulis seseorang dapat menyalurakan emosi dan pikiran melalui tulisan. Hal ini membantu untuk merilekskan pikiran dan melupakan segala  beban. Menulis dapat membantu seseorang untuk memhami diri sendiri, karena dapat mencurahkan isi hati dan perasaan dalam bentuk tulisan. Cara meminimalisir terjadinya stress dan depresi dapat dilakukan dengan menulis suatu yang ada didalam benak seseorang, sehingga menghasilkan hasil kreativitas.
Terapi menulis merupakan metode yang disebut terapi menulis ekspresif. Terapi menulis ekspresif merupakan metode menulis untuk menuangkan pikiran dan perasaan. Menulis memiliki manfaat 3 manfaat, yaitu manfaat fisik, psikis dan kognitif bagi fisik. Manfaat fisik, seperti menjaga imun tubuh, menjaga pola tidur, dan meningkatkan kesehtan mental. Manfaat psikis, seperti mengatasi stress, mengatasi trauma, mengolah emosi, merubah pandangan hidup menjadi lebih positif dan menstabilkan mood. Terakhir adalah manfaat kognitif, seperti membantu untuk membangun pemahaman mengenai permasalahan yang sedanf dihadapi dan menuangakan segala ide dalam pikiran.Â
Menurut saya, menulis bagi penderita gangguan mental memiliki manfaat yang banyak, tidak hanya untuk penulis tetapi juga pembaca. Penderita penyakit mental di Indonesia sudah banyak setelah mereka membaca karya karya penulis yang memiliki latar belakang sama, mereka akan merasa bahwa banyak orang yang sama seperti mereka. Dengan itu mereka akan berpikir bahwa penyakit ini bisa menghasilkan sesuatu yang menarik dan tertarik dengan menulis. Dengan menulis juga akan menghibur dan memberikan banyak pengetahuan bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H