Mereka berubah bidadari
Yang dijemput pergi
Lalu tinggal satu bidadari
Mengibaskan selendang, melompat, terjatuh, dan menangis
“Apa yang harus aku lakukan, awan?”
“Mengapa kau diam, awan?”
Mengapa tadi seolah bicara
Mengapa kini tahan kata-kata
“Karena aku adalah hatimu.”
Puisi ini disadur dengan judul yang sama dari cerpen “Awan Takkan Pernah Bicara” karya Harry Misbah Fahrudin
Kritik dan saran membangun sangat diharapkan oleh pemula seperti saya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!