Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Membunuh Rasa Takut yang Menghantui

6 April 2020   10:38 Diperbarui: 6 April 2020   11:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Rasa takut rasanya hampir semua orang merasakan, takut akan sesuatu yang menyeramkan, takut akan di tolak cintanya saat "nembak" cewe kesukaannya, atau takut akan sebuah kegagalan, atau rasa takut kita saat disuruh berbicara dihadapan banyak orang, intinya hampir semua manusia memiliki rasa takut.

Bahkan mungkin tidak jarang ada orang yang menolak sesuatu tawaran karena rasa takut, takut akan ke gagalan, takut akan menjadi cemoohan orang, atau kalau disuruh orang untuk melakukan sesuatu ide, kita takut untuk menjalankannya, takut ide yang akan kita jalankan tidak berjalan dengan baik.

Intinya menurut beberapa orang, rasa takut itu sendiri muncul karena kita takut untuk di kritik orang.

Kita wajib mengalahkan rasa takut, kita wajib mengendalikan rasa takut itu sendiri, takut terhadap kritik, mungkin ada baiknya kita melakukan hal-hal ini, untuk menaklukan rasa takut kita.

Tidak melakukan apa-apa

Kesempatan yang datang buat seseorang untuk berhasil mungkin hanya satu kali, memang kadang ada juga seseorang mendapatkan kesempatan untuk berhasil berkali-kali, masalahnya beranikah kita mengambil kesempatan itu, kita sering mendapatkan peluang untuk sesuatu hal yang baru atau diluar kondisi kita saat ini, istilah sekarang keluar dari zona nyaman. 

Biasanya begitu keberhasilan yang muncul dibenak yang kedua adalah kita memikirkan bagaimana kalau gagal?, atau kita bertanya bagaimana jika hal yang buruk terjadi, nah....kedua hal ini yang sering terjadi antara keberhasilan dan kegagalan.

Disinilah keberanian dan nalar yang akan bermain, kita berbuat dengan segala resiko yang ada atau kita tidak melakukan apa-apa, dan membiarkan peluang atau kesempatan itu berlalu.

Disini kita harus pandai memutuskan dari resiko keberhasilan dan resiko kegagalan.

Tentukan sikap

Setelah kita melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, ada baiknya anda sekarang menentukan sikap, kebiasaan buruk kita yang sering terjadi adalah kita membiarkan pekerjaan kita menentukan siapa kita, seharusnya kita yang mengatur pekerjaan kita, bukan kita yang diatur, dengan menentukan sikap ini kita akan keluar dari suatu permasalah dengan cara kita sendiri.

Tetap semangat

Cara berfikir kita rubah, terutama cara kita menghadapi sebuah kritik, jika kritik itu bukan di arena yang sekarang kita mainkan, acuhkan saja kritik itu, acuhkan saja tidak ada gunanya untuk melayani, namun jika kritik itu datang dari arena yang sama kita mainkan, maka kritikan itu adalah kritakn yang baik, yang bisa membuat diri kita lebih terpacu lagi.

Perlu diketahui, bahwa tidak semua kritikan menjadikan pertimbangan buat kita dalam melakukan sesuatu, analisa setiap kritik yang diberikan, kadang dari sini muncul ide-ide cemerlang.

Intinya kritik adalah hal yang baik yang dapat membangunkan kita, asal kritik itu disampaikan oleh orang yang tepat dan pada waktu yang tepat, begitu juga sebaliknya sebuah kritik akan membawa diri kita terpuruk lebih jauh ketika kritik tersebut disampaikan oleh orang yang tidak tepat dan di waktu yang tidak tepat pula.

Jangan takut berbuat, jangan takut kegagaglan, jangan takut akan kritikan, terus maju dan percaya diri.

Bogor, 06042020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun