Pagi ini, sehabis sholat subuh yang dilanjutkan dengan kajian, akan dilanjutkan sarapan pagi bersama, dengan santri yang ada di pondok ini, rupanya sarapan belum siap, karena sesuatu hal, diperkirakan sarapan untuk makan bersama selesai satu jam lagi, ini hanya kesalahan tekhnis saja, karena minggu-minggu sebelumnya dan tahun-tahun sebelumnya kejadian ini jarang terjadi.
Seraya menunggu waktu luang, seperti biasa aku yang selalu mengambil peran, agar suasana tidak kosong, pagi ini aku tidak mengisi materi seperti biasa, aku hanya ingin bermain, untuk para santri wan dan wati yang ada di pondok ini.
Aku beri uang ke salah satu santri untuk dibelikan permen dua bungkus, di toko tidak jauh dari pasantren yang buka dua puluh empat jam.
Kepada santri yang lain aku suruh untuk mengambil 10 buah mangkuk kecil di dapur, tidak lama kemudian sepuluh mangkuk dan dua bungkus permen yang berisi 30 permen satu bungkusnya telah datang, kepada santri yang lain aku suruh untuk duduk setengah lingkaran di halaman bermain, kemudian salah satu santri aku minta untuk membuka bungkus permen dan meletakan sebanyak 6 buah permen ke masing-masing mangkuk.
Setelah semua selesai aku minta santri wan/wati untuk duduk semua.
"Adik-adik sambil menunggu sarapan kita pagi ini, saya minta sukarena sepuluh orang untuk berdiri maju kedepan bersama saya,"
Dalam hitungan detik ke sepuluh santri sudah berdiri, ada 4 orang akhwat dan 6 orang ikhwan.
"Baik terima kasih untuk yang sudah berpartisifasi, selanjutnya dengarkan arahannya, silahkan masing-masing untuk memegang mangkuknya."
"Sudah, semua."
"Sudah." Secara kompak mereka menjawab
"Silahkan di hitung masing-masing orang, jumlah permen yang ada di mangkuk masing-masing 6 buah."