Dalam minggu ini di media sosial sangat ramai candaan dan anekdot tentang menunggu telepon dari Istana, sampai-sampai dari tukang sayur di komplek, permak levis yang biasa mangkal di komplek bahkan satpam komplekpun ikutan latah  menunggu telepon dari Istana.
Seperti kemarin, karena hari Sabtu, ingin istirahat saja di rumah, tidak kemana-mana, ingin memotong celana bagian bawah, karena agak kepanjangan saat beli satu bulan yang lalu, celana panjang merk eiger untuk mendaki gunung, namun saat di pakai masih terlalu panjang, sehingga kurang nyaman untuk di pakai mendaki, akhirnya memakai celana yang lama bukan yang baru.
Menghubungi mas Min yang biasa mangkal di komplek perumahan, saat di telepon seperti biasa dia langsung mengangkat telepon.
"Mas Min, dimana ? bisa ke rumah sekarang .?"
"Bapak, maaf nanti saya ke rumah, Bapak kalau perlu saya hari ini, mohon jangan nelpon ya Pak, diwhattsapp saja, karena saya menunggu telpon dari istana."
"Gayanya Min, emang kamu mau ditelepon mau jadi menteri ?"
"Ha...ha...ha, ia Bapak nanti saya kerumah."
Lain mas Min lagi dengan mas Agung yang jualan sayur di komplek, entah dari mana mereka dapat ide juga seperti ini.
Saat ke lapangan komplek tadi pagi tempat mangkalnya mas Agung pedagang sayur mayur, ikan dan lain sebagainya di komplek, segala sayur dan bumbu dapur sudah di beli semua, hanya ikan yang habis, tinggal ayam dan daging, sementara minggu ini ingin sekali makan ikan, seperti biasa minta tolong mas Agung nanti carikan ikan dan diantar ke rumah.
"Mas Agung aku pesan ikan ya ?" Nanti di telepon saja kalau sudah ada, nanti biar saya kesini lagi."
"Oh...Maaf Pak, hari ini telepon saya tidak bisa digunakan untuk hal lain, saya sedang menunggu telepon dari istana, pak."